Senin, 29 September 2025

Haidar Alwi Sebut Indonesia Masih Setia kepada Peran Lama Sebagai Eksportir Bahan Mentah

Haidar menyarankan Indonesia harus meniru negara Turki mewajibkan perusahaan asing membangun pabrik R&D jika ingin mengeksplorasi lithium.

Penulis: Erik S
Istimewa
EKSPOR BAHAN MENTAH - Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi. Ia mengatakan Indonesia bagaikan sebuah toko kelontong global yang masih berkutat di zona nyaman.  

Begitu pula 40 persen ekspor minyak sawit Indonesia dilewatkan dulu ke Singapura, baru dijual ke Eropa dengan harga lebih tinggi. 

"Singapura ibarat calo tanah yang mengambil untung dari ketidaktahuan pemilik," ucapnya.

Begitu juga dengan Amerika Serikat dan Australia, mereka gemar menggembar-gemborkan net-zero emission, tapi diam-diam tetap borong batubara Indonesia. 

Pada 2022, ekspor batubara Indonesia ke AS naik 15 persen. 

Sementara ekspor batubara Australia ke China justru naik 18 persen sepanjang 2022. 

"Di AS impor minyak kelapa sawit mereka justru naik 20 persen sejak 2020. Dan Australia seperti teman kantor yang mengajak diet, tapi diam-diam makan siang di restoran fast food," ucapnya.

Karena itu, Haidar menyarankan Indonesia harus meniru negara Turki mewajibkan perusahaan asing membangun pabrik R&D jika ingin mengeksplorasi lithium. Begitu pula Indonesia harius merubah diplomasi dari minta-minta menjadi tawar-menawar.

"Indonesia bisa meniruTurki, jika tak ada transfer teknologi, tak ada izin ekspor. Pertanyaannya. Maukah kita berhenti jadi tukang tambang dan mulai jadi arsitek peradaban? Atau tetap bangga disebut "Negeri Kaya Raya" sambil gigit jari lihat negara lain mengolah kekayaan kita?," ucap Haidar.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan