Senin, 29 September 2025

Transisi Energi Indonesia Terganjal Minimnya SDM Terampil di Sektor Energi Terbarukan

Transisi energi di Indonesia menghadapi tantangan besar, salah satunya adalah kurangnya tenaga kerja terampil di sektor energi terbarukan.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
handout
EDUKASI TRANSISI ENERGI - Program edukasi Sun Rise (SUN Renewable Insight & Solar Expertise) yang diselenggarakan Sun Energy. Program ini membekali masyarakat, pelajar, dan profesional dengan pemahaman yang relevan seputar transisi energi. 

 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Transisi energi di Indonesia menghadapi tantangan besar, salah satunya adalah kurangnya tenaga kerja terampil di sektor energi terbarukan.

Menurut laporan International Renewable Energy Agency (IRENA), Indonesia memiliki hampir 800 ribu pekerjaan di sektor bioenergi pada 2023.

Namun, jumlah tenaga kerja yang tersertifikasi dan siap pakai masih belum mencukupi untuk mendukung target ambisius pemerintah dalam transisi energi bersih.

“Bappenas bahkan memperkirakan kebutuhan 1,8 juta green jobs pada tahun 2030,” ujar Oky Gunawan, Chief Sales Officer SUN Energy, di Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Oky menekankan, kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang terampil menjadi perhatian serius bagi investor, yang cenderung menunda investasi di sektor energi hijau akibat minimnya kesiapan tenaga kerja.

Menanggapi tantangan ini,  melalui inisiatif edukatif Sun Rise menghadirkan pendekatan praktis berbasis kolaborasi. Program ini menggabungkan pelatihan teknis, workshop industri, dan kemitraan strategis dengan lembaga pendidikan serta sektor swasta.

“Strategi ESG bukan hanya tentang menyebarkan literasi energi, tetapi juga membentuk SDM unggul yang bisa langsung berkontribusi dalam membangun ekosistem energi bersih di Indonesia,” tegas Oky.

Pendidikan Vokasional 

Salah satu program unggulan adalah Solar Technician Program yang bekerja sama dengan SMKN 2 Kendal, sejalan dengan kebijakan Revitalisasi SMK dari Kemendikbudristek.

Program ini memberikan pelatihan selama enam bulan kepada siswa dan guru dalam instalasi dan perawatan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dengan dukungan mitra EPC seperti TML Energy.

Perusahaan juga membuka kesempatan bagi mahasiswa melalui program magang dan kunjungan industri seperti kegiatan mahasiswa Universitas Indonesia mengunjungi pusat pemantauan PLTS pertama di Indonesia.

Baca juga: EESA Summit Indonesia 2025, Dorong Transisi Energi Bersih

“Mahasiswa butuh exposure langsung dengan industri. Kami ingin mereka melihat bagaimana teknologi energi surya diimplementasikan secara nyata,” ujar Anggita Pradipta, Head of Marketing SUN Energy.

Di Maybank Marathon 2024 di Bali, perusahaan memperkenalkan Future Energy Box dan Chargee — stasiun pengisian daya bertenaga surya yang dapat digunakan gratis oleh peserta dan pengunjung.

“Inisiatif ini menjadi bagian dari upaya kami mengintegrasikan pesan keberlanjutan ke dalam gaya hidup masyarakat,” kata Anggita.

Baca juga: Transisi Energi Disebut Tak Bisa Dicapai Jika Hanya Andalkan Sumber Energi Terbarukan

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan