Pakar ITB: Stimulus Motor Listrik Bakal Percepat Transisi Energi di Sektor Transportasi
rencana pemberlakuan kembali stimulus untuk pembelian sepeda motor listrik merupakan pendorong transisi energi pada sektor transportasi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pakar kendaraan listrik dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menilai rencana pemberlakuan kembali stimulus untuk pembelian sepeda motor listrik merupakan pendorong transisi energi pada sektor transportasi.
Yannes sendiri tergabung dalam Kelompok Keilmuan Manusia dan Desain Produk Industri dan tim Kendaraan Listrik ITB, yang aktif dalam riset dan pengembangan teknologi EV (kendaraan listrik) serta kebijakan pendukungnya.
Baca juga: Bank DBS: Lebih dari Sekadar Pembiayaan – Pendamping Strategis Transisi Energi
“Insentif jelas akan mendorong masyarakat kelas menengah ke bawah untuk beralih dari sepeda motor berbahan bakar fosil ke teknologi listrik. Hal itu bisa mempercepat program transisi energi Indonesia di sektor transportasi,” ujar Yannes dalam wawancara dengan media, Kamis (7/8/2025).
Anggota Dewan Pakar Forum Studi Desain Produk Indonesia ini menjelaskan, insentif tersebut bisa menjadi katalis transformasi sistemik, mulai dari peningkatan daya beli masyarakat, pembangunan industri hijau, hingga fondasi ekonomi rendah karbon di masa depan.
Lebih lanjut, paparnya, insentif tersebut sangat penting untuk mengatasi hambatan harga awal yang masih menjadi kendala utama dalam adopsi kendaraan listrik roda dua. “Kebijakan ini berpotensi memberi manfaat ekonomi jangka panjang yang signifikan,” katanya.
Yannes mengungkapkan bahwa penjualan motor listrik di Indonesia selama 2025 mengalami perlambatan tajam akibat ketidakpastian kebijakan insentif. “Kalau tidak salah, penurunannya sampai 70–80 persen,” ungkapnya.
Baca juga: Yulisman: PLTSa Jadi Magnet Investasi Rp48 T, Instruksi Presiden Momentum Strategis Transisi Energi
Dengan adanya stimulus, Yannes meyakini harga motor listrik akan menjadi lebih terjangkau dan berdampak pada meningkatnya penjualan. Hal itu dinilai akan memperkuat industri dalam negeri dan sektor komponen pendukung, sekaligus meningkatkan daya saing industri otomotif nasional.
“Segmentasi pasar terbesarnya adalah kelompok masyarakat lower income class yang sangat sensitif terhadap harga beli awal. Stimulus dapat menjawab hal itu dan membangun kembali kepercayaan konsumen,” katanya.
Yannes juga menyoroti dampak ketidakpastian insentif terhadap pelaku industri lokal. Ia menyebut bahwa beberapa startup EV telah menutup usahanya, dan lainnya mulai melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap sejumlah pegawai.
“Padahal, startup seperti mereka itu yang bisa menjadi motor pertumbuhan industri kendaraan listrik nasional. Kalau tidak didukung, kita hanya akan menjadi pasar produk impor,” ujarnya.
Yannes menambahkan bahwa karakter transportasi Indonesia yang masih didominasi sepeda motor membuat transisi ke kendaraan listrik menjadi langkah strategis.
“Dengan stimulus yang tepat, kita tidak hanya mengatasi polusi udara, tapi juga membuka peluang ekonomi baru dan memperkuat posisi Indonesia di industri kendaraan listrik global,” tutupnya.
Pekan lalu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan realisasi insentif motor listrik untuk 2025 masih menanti arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta mengatakan, saat ini sedang menyiapkan aturan soal insentif tersebut.
Selain itu, data sasaran insentif beserta teknis alokasi anggaran sedang didiskusikan bersama Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Jadi ada beberapa hal yang kita sudah petakan, kita juga sudah melakukan re-kriterianya. Yang kita tunggu, arahan dari Presiden atau (dibahas pada) rapat koordinasi terbatas (rakortas)," ujar Setia di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
MTI Desak Pemerintah Alihkan Subsidi Motor Listrik ke Angkutan Umum |
![]() |
---|
Cek Endra Dorong Transformasi Batubara Bersih untuk Transisi Energi Gradual dan Stabilitas Ekonomi |
![]() |
---|
Eddy Soeparno: Indonesia Siap Jadi Hub CCS-CCUS Asia lewat Kolaborasi Lintas Sektor |
![]() |
---|
Indonesia Mulai Babak Baru Energi Bersih: Hidrogen Hijau di Ulubelu |
![]() |
---|
Pertamina Berdayakan Masyarakat dalam Pengembangan Energi Hijau di Ulubelu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.