Kamis, 2 Oktober 2025

Berbeda dengan Prediksi BI, Bos OJK Sebut Pertumbuhan Kredit pada 2025 Mentok di Level 11 Persen

Ke depan berbagai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik perlu menjadi perhatian.

KOMPAS.com/Dhias Suwandi
PERTUMBUHAN KREDIT - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Ia menyampaikan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini akan berada di kisaran 9 persen sampai 11 persen. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini akan berada di kisaran 9 persen sampai 11 persen.

Mahendra menjelaskan, angka tersebut masih sama berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang sudah disampaikan oleh perbankan pada awal tahun ini.

"Kami belum ada perubahan, karena dialog dan diskusi juga tidak menunjukkan (revisi) dalam RBB," ujar Mahendra di kawasan Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).

Baca juga: Kredit Macet Fintech Lending Mencapai Rp2,22 Triliun, Didominasi Peminjam Umur 19-34 Tahun

Sedangkan, mengacu pada Bank Indonesia (BI), bahwa perkiraan pertumbuhan kredit tahun ini bakal menuju batas bawah yang mereka tetapkan, yakni 11-13 persen. 

"Kalau untuk kredit perbankan, kami dari awal tahun ini sudah menyampaikan 9-11 persen," ucap Mahendra.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan akan menuju ke batas bawah kisaran 11 persen hingga 13 persen pada tahun 2025, seiring dengan risiko ketidakpastian global yang masih berlangsung.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, ke depan, berbagai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik perlu menjadi perhatian.

"Karena dapat memengaruhi prospek permintaan kredit dan preferensi penempatan aset likuid perbankan," katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan April 2025 di Jakarta, pekan lalu.

Perry menerangkan, bahwa Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif, termasuk mengoptimalkan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Bank Indonesia juga memperkuat implementasi ketentuan Rasio Pendanaan Luar Negeri (RPLN) untuk mendorong pendanaan perbankan bagi manajemen likuiditas dan penyaluran kredit ke sektor riil.

“Bank Indonesia juga akan terus mempererat koordinasi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mendorong pertumbuhan kredit dalam mendukung pembiayaan ekonomi,” kata Perry.

Pertumbuhan kredit pada Maret 2025 tercatat sebesar 9,16 persen year on year (yoy), lebih rendah dari 10,30 persen (yoy) pada bulan Februari 2025.

Pertumbuhan kredit investasi masih relatif tinggi, yaitu 13,36 persen (yoy), sementara pertumbuhan kredit konsumsi dan kredit modal kerja masing-masing tercatat sebesar 9,32 persen (yoy) dan 6,51 persen (yoy).

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved