Senin, 29 September 2025

Masyarakat Bakal Serbu Pinjol Jelang Lebaran, Fintech: Kami Seleksi Ketat

Penyaluran pembiayaan industri fintech lending menjelang momen Lebaran akan meningkat sekitar 10%, jika dibandingkan penyaluran tahun lalu.

Surya/Eben Haezer
PINJAMAN ONLINE - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memproyeksikan penyaluran pembiayaan industri fintech lending menjelang momen Lebaran akan meningkat sekitar 10%. fintech lending hanya menerima pengajuan pinjaman calon borrower yang layak saja. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyaluran dana melalui pinjaman online (pinjol) bakal mengalami peningkatan menjelang Lebaran 2025.

Kepala Hubungan Masyarakat Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Kuseryansyah memproyeksikan penyaluran pembiayaan fintech peer to peer (P2P) lending meningkat dobel digit menjelang Lebaran.

"Menjelang Lebaran, utamanya pembiayaan konsumtif akan meningkat. Kalau produktif juga akan meningkat, terutama untuk fintech lending yang menyalurkan ke sektor retail," katanya dikutip dari Kontan, Kamis (27/3/2025).

Baca juga: Prabowo Akan Bentuk Koperasi Desa Merah Putih, Pakar: Solusi Atasi Pinjol dan Rentenir

Kuseryansyah memproyeksikan penyaluran pembiayaan industri fintech lending menjelang momen Lebaran akan meningkat sekitar 10 persen, jika dibandingkan pencapaian pada periode sama pada tahun sebelumnya.

Dia menyebut proyeksi peningkatan itu tak terlepas dari permintaan masyarakat yang tinggi terhadap pinjaman fintech lending menjelang Lebaran.

Kuseryansyah menyampaikan sebenarnya peningkatan pembiayaan bisa saja melebihi 10%. Namun, dia bilang pada momen Ramadan dan Lebaran, biasanya fintech lending juga akan lebih ketat menyeleksi calon borrower seiring dengan permintaan yang tinggi.

Dengan demikian, fintech lending hanya menerima pengajuan pinjaman calon borrower yang layak saja.

"Tentu tak semua borrower yang mengajukan pinjaman disetujui. Dengan demikian, banyak juga borrower yang ditolak karena tak lolos credit scoring," tuturnya.

Kuseryansyah mengatakan ketersediaan dana menjadi salah satu pertimbangan fintech lending dalam menyalurkan pembiayaan, sehingga terjadi banyak penolakan pengajuan pinjaman calon borrower.

Dia bilang setiap platform fintech lending tentunya akan menghitung kembali ketersediaan dana yang akan disalurkan, sehingga tak semua pengajuan pinjaman bisa disetujui.

Pertimbangan lainnya, yaitu fintech lending harus tetap mengedepankan manajemen risiko, seperti penilaian ketat, meski permintaan begitu tinggi menjelang Lebaran. Kuseryansyah menyampaikan tentunya fintech lending tak mau terjadi masalah gagal bayar ke depannya sehingga bisa memengaruhi bisnis perusahaan.

"Kami (AFPI) melihat banyak platform sudah matang meski permintaan tinggi. Mereka memang fokus bertumbuh, tetapi dengan kualitas penyaluran pembiayaan yang baik," ungkap Kuseryansyah.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agusman memproyeksikan pembiayaan fintech P2P lending berpotensi meningkat pada momen Ramadan dan Lebaran.

Agusman menyatakan perkiraan itu berkaca pada fakta tahun lalu dengan membandingkan momen Ramadan dan Lebaran pada April 2024 dan Maret 2024.

“Terlihat bahwa pembiayaan untuk industri pinjaman daring juga meningkat. Bercermin dari fakta tersebut dan melihat kenyataan sekarang diperkirakan untuk Lebaran tahun ini pembiayan pinjaman daring akan meningkat," ungkapnya dalam konferensi pers RDK OJK, Selasa (4/3).

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan