Badai PHK
Akibat Kenaikan Pajak, 48 Persen Perusahaan di Inggris Bakal PHK Besar-besaran
Imbas kenaikan pajak jumlah pengangguran di Inggris pada kuartal ke-3 2024 dapat meningkat dari yang semula 4,0 persen menjadi 4,3 persen.
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Sebanyak 48 persen perusahaan-perusahaan besar di Inggris mulai melakukan mitigasi risiko, dengan melakukan pemangkasan hubungan kerja (PHK) secara massal.
PHK massal ini dilakukan efek dari kebijakan Menteri Keuangan Rachel Reeves yang menaikkan pajak lebih dari 40 miliar euro atau setara Rp 799 triliun (Kurs Rp16.630 ).
Reeves berdalih kenaikan pajak dilakukan karena pemerintah perlu mengumpulkan uang untuk mengembalikan stabilitas keuangan publik dan memperbaiki layanan public.
Namun, dampak kenaikan pajak, perusahaan-perusahaan di Inggris mulai memotong rencana pertumbuhan mereka.
Baca juga: Saat PHK Mengancam Para Pekerja
Menurut laporan Confederation of British Industry atau Konfederasi Industri Inggris (CBI) hampir separuh dari yang disurvei mengatakan bahwa mereka akan mengurangi jumlah karyawan.
Selain berencana untuk memotong pekerjaan dan mengurangi perekrutan baru, hampir separuh mengatakan bahwa mereka akan menunda atau sementara mengurangi kenaikan gaji sebagai akibat dari kenaikan biaya yang terkait dengan kontribusi asuransi nasional yang lebih tinggi.
Tak hanya itu, pasca pengumuman anggaran Reeves dirilis para pengusaha juga mengatakan bahwa mereka tidak bersedia untuk berinvestasi, melakukan ekspansi, atau mengambil resiko merekrut orang baru
“Perusahaan-perusahaan di seluruh Inggris sedang dalam tahap pengendalian kerusakan, dengan hampir setengahnya berencana untuk memangkas jumlah karyawan setelah anggaran pemerintah Buruh yang menaikkan pajak,” kata Rain Newton-Smith, kepala eksekutif CBI.
"Kenaikan pajak seperti ini tidak boleh lagi dilakukan hanya untuk bisnis," imbuhnya, mengutip dari The Straits Times.
Kenaikan Pajak Pangkas Pendapatan Negara
Rencana pemerintah Inggris menaikkan pajak tak terduga (windfall tax) bagi produsen minyak dan gas Laut Utara diproyeksi menyebabkan penurunan pendapatan negara hampir 12 miliar pound setara dengan 16 miliar dollar AS.
Pemerintah Buruh yang terpilih pada bulan Juli mengklaim kebijakan baru yang diterapkan negara akan membantu Inggris mempercepat peralihan ke daya terbarukan dari minyak dan gas.
Ini adalah bagian dari upaya Inggris mengurangi emisi karbon dan membantu mencegah pemanasan global.
Akan tetapi akibat kebijakan pajak itu, Offshore Energies UK (OEUK), sebuah organisasi industri energi, mengatakan kenaikan pajak menyebabkan perusahaan-perusahaan mengurangi investasi di sektor energi, yang pada akhirnya bisa menyebabkan kerugian ekonomi dan mengancam 35.000 pekerjaan antara 2025-2029.
Badai PHK
Kapolri Lepas 1.575 Buruh Terdampak Pemutusan Hubungan Kerja untuk Bekerja Kembali |
---|
PHK Januari-Juni 2025 Naik, Wamenaker: Kondisi Global Sedang Tidak Baik-baik Saja |
---|
Pengusaha Curhat ke Wamenker Noel: Saya Setiap Hari Ditanyain PHK, Bagaimana Penyelesaiannya Pak? |
---|
Serikat Pekerja Catat Sudah Ada 78 Ribu Orang di PHK, Tiga Kali Lipat dari Data Kemnaker |
---|
Pemerintah Disebut 'Cuek' Soal Nasib Pekerja Meski Sudah Banyak di PHK, Pengusaha Ungkap Hal Ini |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.