Senin, 29 September 2025

Ketua Banggar DPR RI Berharap Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan Capai 5,4 Persen

Selama periode 2015-2023 hanya sekali pertumbuhan ekonomi RI melampaui target APBN di tahun 2022 sebesar 5,31%

Tribunnews.com/ Fersianus Waku
Ketua Banggar DPR Said Abdullah menekankan RAPBN 2025 harus menjadi titik pijak arah kebijakan pembangunan ke depan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah resmi menyerahkan Rancangan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (RAPBN) Tahun 2025.

RAPBN ini dinilai menjadi jembatan antara pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih RI.

Ketua Banggar DPR Said Abdullah menekankan RAPBN 2025 harus menjadi titik pijak arah kebijakan pembangunan ke depan.

Baca juga: Bank Indonesia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 4,7 Sampai 5,05 Persen di 2024

Said menyoroti target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen di 2025.

Menurutnya selama periode 2015-2023, hanya sekali pertumbuhan ekonomi RI melampaui target APBN. Yakni di tahun 2022 yang sebesar 5,31% dari target 5,2 persen, dan berhasil mencapai 5,31 persen.

Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa pertumbuhan ekonomi sulit mencapai target?

Menurutnya, hal itu terjadi lantaran Indonesia menghadapi berbagai persoalan struktural, seperti ekonomi biaya tinggi karena perizinan dan korupsi, ketidakpastian hukum, kualitas SDM yang belum terampil, belum terjalin secara baik konektivitas antar wilayah dan menurunnya demokrasi.

"Berbagai persoalan ini sudah kita bincangkan sudah lama sekali. Namun seolah belum cukup energi untuk keluar sepenuhnya dari persoalan ini," kata dia dalam keterangannya, Selasa (27/8/2024).

Pertumbuhan ekonomi saat ini, menurutnya, sangat bergantung pada konsumsi domestik, yang terancam menurun seiring dengan penurunan kelas menengah Indonesia sebanyak 8 juta jiwa dalam enam tahun terakhir. Padahal, kelas menengah merupakan penggerak utama konsumsi domestik.

"Pimpinan Badan Anggaran (Banggar) DPR mendorong pemerintah untuk lebih progresif dalam menyelesaikan masalah-masalah struktural yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Mengacu pada dokumen Visi Indonesia 2045, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen, yang dianggap sebagai target moderat, kalaulah kita belum melangkah hingga 6 persen, " ujar dia.

Untuk mencapai target tersebut, konsumsi domestik harus dijaga dengan inflasi rendah, peningkatan investasi untuk membuka lapangan kerja baru, serta meningkatkan nilai tambah ekspor.

"Setidaknya, kontribusi investasi perlu mencapai 1,5 persen dan ekspor 0,5 persen terhadap pertumbuhan ekonomi setiap tahun," ucap Said.

Masalah nilai tukar rupiah yang cenderung melemah juga menjadi perhatian.

Pemerintah mengusulkan kurs Rp16.100 per USD untuk tahun 2025, namun Banggar DPR mendorong agar kurs lebih rendah, di level Rp15.900 per USD.

"Diharapkan, transformasi struktur ekspor dan peningkatan investasi dapat memperkuat rupiah," kata dia.

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan