Sabtu, 4 Oktober 2025

Tidak Direm, Presiden Jokowi Sebut Smelter Nikel Sudah Kebanyakan, Dorong Produksi Menjadi Baterai

Berdasarkan data Kementerian ESDM, sumberdaya nikel Indonesia 17,68 miliar ton dan cadangan 5,2 miliar ton.

Setpres
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat smelter nikel saat ini sudah terlalu banyak, akibat tidak dilakukan pembatasan. 

“Dengan ini diharapkan bisa memberikan efek ekonomi terhadap provinsi dan negara,” tegasnya.

Presiden menyatakan, alasan Amerika dan China merapat ke Indonesia lantaran cadangan nikel yang tersimpan di Tanah Air merupakan yang terbesar di dunia. Menurut data, 25 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia.

Jokowi menegaskan, meskipun cadangan nikel Indonesia melimpah, pemerintah tidak ingin komoditas tersebut cepat habis. Maka itu, Indonesia telah melarang ekspor bijih nikel pada awal tahun 2020 dan perusahaan di Indonesia hanya bisa menjual nikel setengah jadi seperti yang dilakukan oleh Vale Indonesia.

Baca juga: Panglima TNI Jelaskan Dasar Pelibatan TNI dalam Satgas Pengamanan Smelter

Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga meninjau dan mengapresiasi pemenuhan aspek lingkungan yang telah dilaksanakan Vale Indonesia dengan melakukan rehabilitasi dan reklamasi lahan bekas tambang.

Tidak hanya itu, Presiden juga menilai baik upaya yang dilaksanakan Vale Indonesia di Taman Kehati yang merupakan fasilitas terintegrasi dengan Pusat Persemaian (nursery), penyiapan bibit, dan arboretum. Di sini Vale juga memberikan edukasi kepada anak-anak mengenai pentingnya lingkungan.

“Saya segera perintahkan kepada seluruh perusahaan tambang di Indonesia men-copy meniru yang dilakukan Vale Indonesia,” tegasnya. (Kontan)

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved