Jangan Hanya Fokus Buka Cabang, Para Franchisor Diimbau Perhatikan Kepuasan Pembeli Hak Waralaba
Kepuasan franchisee dapat diukur dari dua aspek utama yakni aspek profil business dan kinerja franchisor serta dari aspek franchiseenya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar mengatakan, para franchisor di Indonesia umumnya kurang memperhatikan kepuasan franchiseenya.
Mereka masih fokus mengembangkan cabang franchisenya ketimbang menjaga kepuasan franchiseenya dengan berbagai support.
“Jadi di Indonesai kepuasan franchisee belum betul-betul menjadi prioritas para pelaku franchise,” kata Anang dalam pameran waralaba Info Franchise & Business Concept (IFBC) Expo 2023 dikutip, Rabu (15/3/2023).
Baca juga: Profil Franchise Warunk Upnormal yang Trending di Twitter, Jadi Sorotan karena Tak Lagi Viral
Menurutnya, franchisor jangan hanya fokus menjual bisnis franchise saja tapi juga harus memikirkan kepuasan franchiseenya juga.
“Di luar negeri kesadaran pelaku franchise terhadap kepuasan para franchiseenya sudah baik. Mereka mempelajari betul-betul agar para franchiseenya puas dan happy,” tegasnya.
Sementara itu, Lisa Noviani dari Dinamic Marketing Research Service mengungkapkan, kepuasan frsnchisee atau pelanggan adalah tanggapan franchisee terhadap kesesuaian atau ketidaksesuaian antara harapan sebelum menggunakan produk dan kinerja produk yang dirasakan setelahnya.
“Jadi merupakan tanggapan emosional dan pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Kepuasan franchisee akan tercapai ketika franchisee merasakan dampak positif dari penggunaan produk atau layanan dari merek franchise yang dibeli,” paparnya.
Sementara Pemimpin Majalah Franchise Rofiam Akbar menyampaikan kepuasan franchisee dapat diukur dari dua aspek utama yakni aspek profil business dan kinerja franchisor serta dari aspek franchiseenya.
“Aspek profil bisnis dan kinerja franchisor dilihat dari training dan support yang diberikan franchisor, franchise system, culture & relationship, leadership franchisor dan lain-lain. Sementara untuk aspek Franchisee yang dilihat adalah dari kebersihan, kerapihan serta keramahan outlet dalam melayani customer,” ujarnya.
Ia melanjutkan, bisnis franchise yang memiliki tingkat kepuasan franchisee tertinggi sudah pasti akan dicari para investor.
“Karena bisa dipastikan bisnis franchise tersebut memiliki kinerja yang baik, terbukti menghasilkan profit yang bagus bagi franchiseenya,” jelasnya.
Riset Top 20 Franchisee Satisfaction 2023
Terkait pentingnya mengukut tingkat franchisee satisfaction di industri franchise Indonesia, Majalah Franchise Indonesia didukung oleh Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dan Dinamic Marketing Research Service, pada bulan Januari 2023 untuk yang pertama kalinya di Indonesia telah melakukan riset Top 20 Franchisee Satisfaction 2023 atau Top 20 Merek Franchise dengan Tingkat Kepuasan Franchisee tertinggi di Indonesia pada tahun 2023.
Tujuan riset ini adalah untuk memotret tingkat kepuasan franchisee (franchisee satisfaction) dari setiap merek yang ada di Indonesia.
Payment ID Diuji Coba 17 Agustus 2025, YLKI Minta Privasi Data Konsumen Dijaga Mutlak |
![]() |
---|
Kritik Payment ID, FKBI: Berpotensi Langgar Hak Warga Negara |
![]() |
---|
Tarif Impor Trump Mulai Diterapkan, Masyarakat Amerika Terkena Kenaikan Biaya 60 Persen |
![]() |
---|
YLKI Sebut Langkah PPATK Blokir Rekening Nganggur Tak Pertimbangkan Hak Konsumen |
![]() |
---|
Pemblokiran Rekening Dormant: YLKI Minta PPATK Tak Persulit Konsumen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.