Kamis, 2 Oktober 2025

Dialog Bersama Pelaku Usaha, Sri Mulyani: Tantangan Ekonomi Global Sulit Tapi Masih Ada Harapan

Berdasarkan laporan Dana Moneter Internasional (IMF), diperkirakan 40 persen ekonomi dunia akan masuk resesi.

Nitis Hawaroh
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Dialog Bersama Pelaku Usaha di Cikarang, Jawa Barat, Jum'at (27/1/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, kondisi perekonomian nasional pada 2023 bakal dihadapkan pada tantangan global yang tidak mudah.

Sebab, dia melihat berdasarkan laporan Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan 40 persen ekonomi dunia akan masuk resesi.

Hal itu dia sampaikan dalam acara Dialog Bersama Pelaku Usaha di Cikarang dan sekitarnya. Kunjungan Sri Mulyani di Cikarang ditemani oleh jajaran eselon I Kementerian Keuangan yakni Sekretaris Jenderal Heru Pambudi.

Baca juga: Pakar Nilai Ekonomi Indonesia Tetap Tangguh Meski Tergerus Dampak Resesi Global

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani, Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu, dan Inspektur Jenderal Awan Nurmawan Nuh.

"Diakui tantangan global masih tidak mudah. Tahun 2023 ini IMF mengatakan 40 persen ekonomi dunia akan masuk resesi. Ini artinya banyak negara-negara yang growth-nya akan negatif," kata Sri Mulyani, dikutip Sabtu (28/1/2023).

Meski begitu, Ani menyampaikan, masih ada harapan bagi dunia bisnis dalam memulihkan perekonomian nasional. Sebab, kata dia, sejumlah negara maju menunjukan kinerja ekonomi yang masih baik dari yang dia perkirakan.

"Baru tadi malam saya lihat dan baca Amerika Serikat kuartal IV-2022 memang melemah tapi tidak sedalam seperti yang diperkirakan. Kalau kita lihat Eropa juga saya lihat kondisi PMI-nya untuk manufaktur mereka sudah masuk ekspansi. Ini ada harapan," tuturnya.

Terlebih, lanjut Ani, Dana Moneter Internasional (IMF) menyampaikan bahwa kondisi ekonomi global diprediksi akan suram di tahun 2023.

Namun, dia melihat justru masih ada secercah harapan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

"Waktu dilihat di 2022-2023 disampaikan IMF, dunia akan mengalami situasi yang kelam, tapi sekarang tone-nya sudah mulai I think is a little bit better. Diakui 2023 memang merupakan tahun yang akan muncul ketidakpastian, downside risk-nya masih sangat besar, namun kita tidak boleh putus harapan," tegasnya.

Terakhir, dia memastikan pemerintah bakal terus mendorong kebijakan fiskal untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.

"Perpajakan dalam hal ini bea dan cukai akan terus melakukan tugasnya. Di satu sisi mencari penerimaan negara dan sisi lain memberikan fasilitas," ucap dia.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved