Badai PHK
Industri Padat Karya Lakukan PHK, Pemerintah Sebut Masalahnya Ada di Pasar Global
Pemerintah sedang mencoba merumuskan kebijakan mengenai shifting (pergeseran) pasar global menjadi pasar domestik.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi pada industri padat karya disebut karena masalah yang sedang terjadi di pasar global.
Sekretaris Kementerian Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan masalah itu adalah demand (permintaan) di pasar global yang berkurang.
"Ada beberapa sektor yang mulai mengurangi [karyawan]. Ada yang kemarin [melakukan PHK pada] 87 ribu orang. Cuma, problemnya di pasar globalnya," katanya ketika ditemui usai acara peresmian fasilitas produksi dan pelepasan ekspor produk tembakau bebas asap Sampoerna di Karawang, Jawa Barat, Kamis (12/1/2023).
Ia menyebut di 2023 ini, sebenaranya dari sisi fundamental makro, Indonesia berada pada posisi yang kuat.
Baca juga: Awal 2023 Sudah Ada Ribuan Karyawan di PHK, Anak Usaha Google Hingga Dow Jones Newswires
Susiwijono menyatakan ia bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto selalu optimis akan perekonomian di 2023.
"Namun, masalahnya di pasar globalnya. Jadi, permintaan di globalnya. Makanya, beberapa sektor yang mengandalkan ekspor itu kemarin terdampak," ujarnya.
Susiwijono mencontohkan sektor yang terdampak seperti sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), garmen, alas kaki, dan furnitur.
"Karena permintaan di internasionalnya berkurang, mau enggak mau mengurangi produksinya, jadi konteksnya itu," kata dia.
Oleh karena itu, Pemerintah sedang mencoba merumuskan kebijakan mengenai shifting (pergeseran) pasar global menjadi pasar domestik.
Ia menyebut pergeseran ini tak bisa serta merta langsung dilakukan.
"Karena enggak bisa langsung produk ekspor shifting ke produk domestik. Karena marketnya domestik sudah ada sendiri. Jangan sampai saling mengganggu," ujar Susiwijono.
Menurut dia, kemungkinan pertumbuhan global pada 2023 mengalami penurunan, sesuai dengan pernyataan Bank Dunia yang menyebut akan melambat menjadi 1,7 persen.
"Dunia lagi slow down. Beberapa negara tujuan kita sedang kontraksi. Pasti berpengaruh. Sektor-sektor yang rentan, kebetulan sektor padat karya," kata Susiwijono.
Maka dari itu, ia berujar Pemerintah akan turun tangan mencoba mendiskusikan banyak hal.
Badai PHK
Kapolri Lepas 1.575 Buruh Terdampak Pemutusan Hubungan Kerja untuk Bekerja Kembali |
---|
PHK Januari-Juni 2025 Naik, Wamenaker: Kondisi Global Sedang Tidak Baik-baik Saja |
---|
Pengusaha Curhat ke Wamenker Noel: Saya Setiap Hari Ditanyain PHK, Bagaimana Penyelesaiannya Pak? |
---|
Serikat Pekerja Catat Sudah Ada 78 Ribu Orang di PHK, Tiga Kali Lipat dari Data Kemnaker |
---|
Pemerintah Disebut 'Cuek' Soal Nasib Pekerja Meski Sudah Banyak di PHK, Pengusaha Ungkap Hal Ini |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.