Tribunners / Citizen Journalism
Kebenaran di Simpang Jalan: Keberanian sebagai Etika Baru Berbangsa
Riuh demokrasi bukan sekadar protes, tapi keberanian menghidupi kebenaran demi keadilan dan etika berbangsa yang sejati.
Menanggung Konsekuensi. Berani hidup dalam kebenaran berarti siap menanggung risikonya. Sejarah bangsa ini dibangun di atas pengorbanan para pahlawan yang berani menyuarakan kebenaran di hadapan moncong senapan kolonialisme. Hari ini, tantangannya mungkin berbeda—bukan lagi senapan fisik, melainkan perundungan digital, kriminalisasi, atau pengucilan sosial—namun esensi keberaniannya tetap sama.
Panggilan untuk Penguasa
Gelombang protes yang terjadi bukanlah sinyal ancaman terhadap negara, melainkan sebuah sinyal kehidupan. Ia menunjukkan bahwa nurani publik belum sepenuhnya padam. Ia adalah demam yang menandakan tubuh bangsa sedang melawan penyakit.
Bagi para pemegang kekuasaan, respons paling bijak bukanlah dengan memadamkan suara-suara ini, melainkan dengan mendengarkannya secara saksama. Anggaplah mereka sebagai para "mantan tahanan gua" yang membawa kabar penting dari luar, sekalipun kabar itu tidak mengenakkan. Mengabaikan atau merepresi suara-suara ini hanya akan membuat "gua" demokrasi kita semakin gelap, pengap, dan pada akhirnya, rapuh.
Pada akhirnya, kualitas sebuah bangsa tidak diukur dari seberapa patuh warganya, tetapi dari seberapa berani mereka memperjuangkan kebenaran yang mereka yakini demi kebaikan bersama. Riuh di jalanan hari ini bukanlah akhir dari cerita, melainkan sebuah babak krusial di mana kita semua—baik rakyat biasa maupun elite penguasa—sedang diuji: sejauh mana kita berani menghidupi kebenaran setelah kita menemukannya?
Jawaban kita atas pertanyaan itu akan menentukan arah persimpangan jalan sejarah bangsa ini.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Peringati Hari Demokrasi Internasional, PVRI: Indonesia Berada di Titik Terendah |
![]() |
---|
Refly Harun: Negara yang Memproses Hukum Orang Bersuara adalah Negara dengan Demokrasi Sontoloyo |
![]() |
---|
Kementerian Hukum Sahkan Kepengurusan DPP PDI Perjuangan Periode 2025-2030 |
![]() |
---|
Hukum Kuat, Demokrasi Sehat—Suara Rakyat, Pilar Negara |
![]() |
---|
Pidato Presiden, Retorika Dialogis atau Represi Simbolis? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.