Tribunners / Citizen Journalism
Cinta Produk Lokal Harus Jadi Gerakan
Cinta produk lokal harus jadi aksi nyata. Pop Up Festival bukti UMKM mampu bersaing dan bangkit di panggung nasional.
Editor:
Glery Lazuardi
Diana Dewi
- Pengusaha
- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta untuk periode 2024–2029.
- Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
- Dewan Kehormatan PMI DKI Jakarta
- Ketua KORMI DKI Jakarta (2025–2029)
- Pemilik sejumlah perusahaan di bawah bendera PT Suri Nusantara
TRIBUNNEWS.COM - Cinta terhadap produk lokal tak cukup hanya jadi slogan harus menjadi gerakan nyata.
Ungkapan “Cinta terhadap produk lokal tak cukup hanya jadi slogan, harus menjadi gerakan nyata” menekankan pentingnya aksi konkret dalam mendukung industri dalam negeri, khususnya pelaku UMKM.
Slogan tanpa aksi tidak berdampak. Mengucapkan “bangga produk lokal” tanpa membeli, mempromosikan, atau menggunakannya tidak memberi manfaat nyata bagi pelaku usaha.
Dukungan harus diwujudkan dalam tindakan. Gerakan nyata mendorong perputaran ekonomi. Ketika masyarakat aktif membeli produk lokal, uang berputar di dalam negeri, membuka lapangan kerja, dan memperkuat ekonomi rakyat.
Ini jauh lebih berdampak daripada sekadar kampanye. Memberi ruang bagi kreativitas lokal.
Gerakan nyata seperti Pop Up Festival dan Pesta Kriya Nusantara memberi panggung bagi pengrajin, desainer, dan produsen lokal untuk menunjukkan kualitas dan inovasi mereka.
Produk lokal bisa naik kelas. Dengan dukungan konsumen, produk UMKM bisa berkembang, masuk pasar premium, bahkan ekspor. Ini hanya terjadi jika masyarakat benar-benar membeli dan mempromosikannya.
Mengubah pola konsumsi. Gerakan cinta produk lokal mendorong masyarakat untuk lebih selektif dan sadar dalam berbelanja—memilih produk yang mendukung budaya, kualitas, dan keberlanjutan.
Menumbuhkan kebanggaan nasional. Setiap pembelian produk lokal bukan hanya transaksi, tapi juga bentuk penghargaan terhadap karya anak bangsa dan warisan budaya Indonesia.
Pelaku UMKM di sektor pangan dan sandang mampu bersaing, berdaya, dan membawa kebanggaan budaya Indonesia ke panggung nasional.
Setiap pengunjung pulang membawa tenun cantik dari NTT, songket mewah dari Palembang, atau perhiasan mutiara indah dari Lombok, maka para pengunjung bukan hanya pulang dengan barang, tetapi juga membawa cerita, budaya, dan kebanggaan Indonesia.
Mari kita semua tunjukkan bahwa mencintai produk lokal bukan sekadar slogan, melainkan aksi nyata.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
4 Fakta Anak Perempuan Tewas di Kamar Kos Penjaringan Jakut |
![]() |
---|
Kisah Roby, Driver Ojol Bisa Temukan Motornya yang Dicuri Kurang dari 24 Jam Tanpa Bantuan Polisi |
![]() |
---|
Diaspora Jadi Jembatan Ekspor: UMKM Indonesia Punya Peluang, Tapi Belum Dimanfaatkan |
![]() |
---|
Kemendagri Respons Polemik Anggaran Pemkot Tangsel yang Dibongkar Eks Penyanyi Cilik Leony |
![]() |
---|
5 Fakta Bocah Perempuan Tewas Tanpa Busana di Indekos Penjaringan, Terungkap Sosok Ibu Korban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.