Tribunners / Citizen Journalism
Industri Kulit Menjawab Krisis
Industri kulit beralih ke fashion berkelanjutan. PT Mastrotto ekspansi tas & sepatu kulit, adaptasi era post-resesi.
Penerapan prinsip keberlanjutan dalam proses produksi, seperti pengelolaan limbah dan efisiensi energi.
Penyesuaian terhadap tren konsumen yang kini lebih memilih produk berkualitas, tahan lama, dan ramah lingkungan.
Era post-resesi bukan sekadar masa pemulihan, tapi juga momentum untuk membangun ulang fondasi industri agar lebih tangguh dan relevan di masa depan.
Hal ini seperti yang dilakukan PT Mastrotto Indonesia. Perusahaan melanin ekspansi proses produksi dan
peluncuran proyek ekspansi baru ke sektor kulit untuk Fashion (alas kaki dan tas), yang menandai langkah strategis dalam memperluas jangkauan pasar dan lini produksi perusahaan.
Hans Koeswanto selaku Direktur PT Mastrotto Indonesia menyambut babak baru melalui proyek ekspansi ini.
Setelah selama 20 tahun menjadi bagian penting dari industri penyamakan kulit di kawasan Asia, khususnya dalam produksi kulit berkualitas tinggi untuk sektor Upholstery dan Automotive.
Dalam dua dekade terakhir, memperluas pangsa pasar tidak hanya di Indonesia, namun juga di berbagai negara seperti
Malaysia, India, Filipina, China, Vietnam, Korea, dan beberapa negara lain di Asia dan Eropa.
Dengan memperluas lini produksi ke sektor fashion, perusahaan tidak lagi bergantung hanya pada pasar Upholstery dan Automotive.
Alas kaki dan tas memiliki siklus permintaan yang lebih stabil dan luas, terutama di pasar domestik dan Asia Tenggara.
Fashion Tetap Bergerak di Tengah Krisis
Meski daya beli menurun, segmen fashion berbahan kulit tetap memiliki pasar loyal, terutama di kelas menengah ke atas.
Produk seperti sepatu dan tas kulit dianggap sebagai investasi jangka panjang oleh konsumen, bukan sekadar tren musiman.
Potensi Ekspor dan Pasar Global
Pasar fashion kulit di Asia dan Eropa terus berkembang, dengan permintaan tinggi untuk produk berkualitas dan berkelanjutan.
Inovasi Berkelanjutan dan Branding
Produk fashion memberi ruang lebih besar untuk inovasi desain, branding, dan storytelling yang bisa meningkatkan nilai tambah.
Dengan filosofi “Leather Forward”, perusahaan bisa menonjolkan komitmen terhadap keberlanjutan dan kualitas, dua hal yang sangat dihargai di industri fashion modern.
Adaptasi Terhadap Perubahan Konsumen
Konsumen saat ini lebih memilih produk yang fungsional, tahan lama, dan memiliki nilai estetika tinggi—karakteristik utama dari alas kaki dan tas kulit.
Ekspansi ini memungkinkan perusahaan menjawab kebutuhan pasar yang berubah tanpa harus meninggalkan identitasnya sebagai produsen kulit premium.
Langkah ini bukan sekadar bertahan, tapi juga membuka peluang baru untuk tumbuh lebih kuat dan relevan di era pasca-krisis.
Hans Koeswanto menambahkan harus terus beradaptasi dan berkontribusi di pasar global.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Industri Tembakau Jadi Sektor Padat Karya, Kadin Minta Pemerintah Berfokus Tumpas Produk Ilegal |
![]() |
---|
Pemerintah Ajak Industri Selenggarakan Program Magang 6 Bulan untuk Fresh Graduate dengan Gaji UMP |
![]() |
---|
Pemerintah Siap Kucurkan Rp 200 Triliun ke Sektor Riil, HKI: Momentum Percepatan Ekonomi Nasional |
![]() |
---|
WAKENI Resmikan Kolaborasi Strategis untuk Sukseskan IFMAC WOODMAC 2025 |
![]() |
---|
Komisi IX DPR RI Kunjungi Pabrik Jamu di Semarang, Soroti Pentingnya Jamu untuk Kesehatan Bangsa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.