Tribunners / Citizen Journalism
Fenomena Rojali-Rohana, Cermin Retaknya Mesin Konsumsi Kelas Menengah
Fenomena Rojali dan Rohana bukanlah sekadar gaya belanja atau tren sosial musiman, ini adalah sinyal peringatan dini.
Editor:
Theresia Felisiani
Daya beli ambruk, namun tekanan sosial dan gaya hidup memaksa sebagian orang tetap mempertahankan citra konsumtif. Sebagian mengandalkan pinjaman daring atau pinjol untuk sekadar makan di mal atau menjaga gengsi.
Baca juga: OJK Catat Utang Pinjol Tembus Rp 83,52 Triliun hingga Juni 2025
Dalam kasus ekstrem, pinjol berpadu dengan judi online (judol) menciptakan lingkaran setan: kalah judol, pinjam di pinjol, dan berakhir dengan otak benjol akibat tekanan finansial.
Ironisnya, semua ini dibungkus dengan istilah “transformasi digital” dan “kemandirian fiskal”. Namun, di balik retorika itu, indikator resmi memperlihatkan bahwa konsumsi rumah tangga melemah, uang beredar melambat, dan ketergantungan pada utang konsumtif meningkat. Jika tren ini dibiarkan, lima tahun ke depan bukan tidak mungkin mal di Indonesia hanya akan diisi dua jenis usaha: food court dan konter pinjol.
Satu melayani mereka yang masih mencoba mempertahankan gaya hidup Rojali-Rohana, dan satu lagi melayani mereka yang membiayai gaya hidup itu dengan utang.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa fenomena ini adalah sinyal peringatan dini. Ia menandakan keretakan mesin konsumsi kelas menengah yang selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi.
Tanpa perbaikan daya beli riil, pembenahan iklim investasi, dan pengendalian biaya hidup, Rojali dan Rohana akan menjadi wajah dominan di pusat perbelanjaan—bukan sebagai pembeli yang menggerakkan ekonomi, tetapi sebagai simbol stagnasi dan ironi ekonomi rakyat.
Sosok Tri Wibowo Santoso
Tri Wibowo Santoso adalah seorang analis ekonomi yang aktif dalam kajian fiskal dan kebijakan publik di Indonesia.
Ia dikenal sebagai peneliti di Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, serta memiliki kontribusi akademik yang luas di bidang ekonomi dan kebijakan.
Profil Akademik: Aktif menulis di jurnal ilmiah dan publikasi ekonomi sejak awal 2000-an.
Fokus kajian: kebijakan fiskal, ketimpangan pendapatan, subsidi, dan middle income trap.
Beberapa karya penting:
Ketimpangan Pendapatan dan Middle Income Trap – Kajian Ekonomi dan Keuangan (2016)
Analisis Kebijakan Fiskal pada Era Otonomi Daerah – Studi kasus sektor pendidikan di Surakarta
Dinamika Subsidi Pupuk dan Ketahanan Pangan – Gramedia Pustaka Utama (2017)
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.