Tribunners / Citizen Journalism
Global Views
Droping Jet F-16 Belanda ke Ukraina Takkan Ubah Jalannya Perang
Belanda menghibahkan jet tempur F-16 ke Ukraina, yang diharapkan membalikkan jalannya perang melawan Rusia.
Editor:
Setya Krisna Sumarga
Volodymir Zelensky dan rezimnya yang banyak disokong kekuatan ultranasionalis dan neo-Nazi, membombardir Donetsk dan Lugansk, mengabaikan Kesepakatan Minsk.
Fase baru konflik terjadi 24 Februari 2022 ketika Vladimir Putin memutuskan operasi militer khusus dengan mengirim balatentaranya masuk Ukraina.
Putin ingin mencegah proyek NATO menguasai Ukraina, dan ia menyusun rencans strategis membangun perimeter di Donbass guna menjauhkan wilayah Rusia dari jangkauan pasukan NATO.
Itulah yang terjadi hari ini. Tekad besar Rusia itu menjadikan perang yang dilancarkan NATO dengan proksi Ukraina menjadi sangat berdarah-darah.
Uni Eropa yang sejak awal menyokong Kiev, menghujani Rusia serangkaian sanksi ekonomi yang semula dianggap akan menghancurkan Moskow.
Kenyataannya, sanksi-sanksi sepihak ke Rusia itu berbalik menghantam ekonomi Eropa, memberi keuntungan besar bagi Amerika.
Kerugian itu mencemaskan sejumlah pemimpin Eropa, seperti Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Keduanya yang semula ikut agresif mendukung perang Ukraina, belakangan mulai ragu dan mendesak penyelesaikan masalah lewat meja perundingan.

Olaf Scholz adalah pemimpin pemerintahan Jerman yang membuat keputusan bertentangan dengan keinginan mayoritas rakyat Jerman.
Rakyat Jerman umumnya puas atas kemakmuran dan kekuatan ekonominya yang ditopang minyak dan gas murah dari Rusia.
Perang Ukraina membuat minyak dan gas murah tidak lagi bisa didapatkan. Industri Jerman mulai merosot dan dampak ikutannya sangat signifikan.
Sementara Prancis mengungkapkan Eropa kini hanya menjalankan agenda Amerika. Eropa menurut Macron tidak lagi memiliki kemandirian dan kedaulatan.
Ironisnya, Macron juga yang membawa Prancis sebagai sponsor penting Ukraina dengan bantuan aneka peralatan tempur modernnya.
Macron juga tokoh Eropa yang menggagas pembentukan pasukan Eropa, dan diharapkan bisa diterjunkan ke Ukraina.
Meski Uni Eropa dan NATO begitu agresif menjalankan kebijakannya di Ukraina, ada sejumlah kecil anggota mereka yang sejak awal perang memilih berbeda.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.