Senin, 29 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Global Views

Rontoknya Bisnis Volkswagen, Jerman Kena Tulah Memusuhi Rusia

Mahalnya biaya energi setelah pasokan migas Rusia dihentikan membuat Volkswagen kelimpungan. Biaya produksi dan operasional juga menjulang.

Youtube The Wheel Network
Logo Volkswagen berukuran raksasa di pabrik Volkswagen di Kota Wolfsburg, Jerman. Volkswagen mempertimbangkan menutup pabriknya karena karena Jerman mengalami tren deindustrialisasi. Volkswagen juga berencana melakukan pemutusan perjanjian kerja ke sejumlah pekerjanya. 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Manajemen Volkswagen, produsen otomotif terbesar di Eropa dan penopang utama ekonomi Jerman, berencana menutup sejumlah pabriknya.   

Selain itu VW menyorongkan daftar pemutusan hubungan kerja. Rencana PHK yang menyakitkan ini merupakan pukulan telak bagi Volkswagen, ekonomi Jerman dan juga Eropa.     

Kepala Keuangan Volkswagen Arno Antlitz dan Kepala Brand VW Thomas Schaefer menyampaikan rencana iu 4 September 2024, di Wolfsburg, pabrik terbesar VW di Eropa.

Kepala Serikat Pekerja Volkswagen Daniela Cavallo menolak rencana penutupan 6 pabrik dan PHK itu belum pernah terjadi dalam sejarah VW.

Manajemen VW ingin menghemat keuangan hingga 10 miliar euro (Rp 172 triliun).  Sampai 2026, VW menargetkan bisa mendapat profit margin 6,5 persen atau naik dari sebelumnya 2,3 persen.

Manajemen Volkswagen dan Serikat Buruh Volkswagen akan bernegosiasi lagi pada Oktober 2024, mendiskusikan lebih intens opsi-opsi yang ditawarkan Volkswagen. 

Baca juga: Kanselir Olaf Scholz: Jerman Tidak akan Jatuh ke Jurang Resesi Tahun Ini

Baca juga: Hasil Pemilu Buruk, Kanselir Jerman Mendadak Ingin Damaikan Rusia-Ukraina, Usulannya Rugikan Kiev

Di sisi lain, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan upaya baru mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina. Scholz memperlihatkan rasa cemasnya atas berlarutnya perang Ukraina.

Pemimpin itu menyampaikan pernyataannya dalam wawancara yang disiarkan televisi ZDF, Minggu 8 September 2024.

"Saya yakin sekarang adalah saatnya untuk membahas cara mencapai perdamaian dari keadaan perang ini, bahkan dengan kecepatan yang lebih tinggi," Scholz.

Meskipun awalnya enggan memberikan bantuan militer ke Ukraina, Berlin telah menjadi salah satu pendukung utama Kiev di tengah konflik tersebut.

Jerman telah memasok Ukraina berbagai perangkat keras, termasuk tank tempur utama Leopard 1 dan 2, serta kendaraan tempur infanteri Marder.

Komentar Scholz tentang mencapai perdamaian di Ukraina sesegera mungkin muncul saat ia terus berjuang dengan berbagai masalah dalam negeri.

Menurut jajak pendapat yang diterbitkan ZDF, sekitar 77 persen warga Jerman menganggap Scholz sebagai pemimpin lemah.

Jajak pendapat tersebut tampaknya menandai peringkat persetujuan terburuk yang ditunjukkan oleh Scholz selama masa jabatannya, dengan sekitar 74 persen responden tak mempercayai tokoh ini.

Jerman diam-diam mengirim paket senjata dalam jumlah besar ke Ukraina yang mencakup tank, kendaraan lapis baja dan sistem pertahanan udara dan sudah tiba di Ukraina awal Juli 2024
Jerman diam-diam mengirim paket senjata dalam jumlah besar ke Ukraina yang mencakup tank, kendaraan lapis baja dan sistem pertahanan udara dan sudah tiba di Ukraina awal Juli 2024 (Global Look Press/Klaus-Dietmar Gabbert)

Koalisi penguasa Scholz mengalami kemunduran yang menyakitkan selama pemilihan daerah minggu lalu, menunjukkan kinerja yang buruk di Thuringia dan Saxony, di bekas Jerman Timur.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan