Senin, 29 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Global Views

Doktrin Baru Rusia Bisa Gunakan Senjata Nuklir ke Ukraina

Rusia bisa menggunakan serangan nuklir ke Ukraina jika serangan rudal jarak jauh barat dilakukan Ukraina ke target di dalam wilayah Federasi Rusia.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina
Rudal ATACMS Ukraina buatan AS 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Rusia mengubah doktrin penggunaan senjata nuklir, merespon ancaman baru penggunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina.

Rudal-rudal jarak jauh itu dipasok kekuatan barat, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, yang bisa memacu perang regional skala nuklir di Eropa.

Penggunaan pesawat nirawak atau drone jarak jauh pembawa bom juga jadi pertimbangan Rusia memperbarui strategi penggunaan bom atomnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pembaruan strategi atau prinsip-prinsip penggunaan senjata nuklir negaranya itu Rabu, 25 September 2024.

Putin menyampaikan masalah tersebut pada sidang Dewan Keamanan Rusia, yang diikuti Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev, Menteri Pertahanan, Menteri Keuangan, serta Kepala SVR, FSB, Roscosmos, dan Rosatom.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-946: Putin akan Balas Pakai Nuklir jika Rusia dan Belarusia Diserang

Baca juga: Perang Nuklir : Eropa atau Asia Duluan?

Baca juga: Benua Eropa di Ambang Perang Nuklir

Ilustrasi: Rudal ATACMS ditembakkan dari peluncurnya. Ukraina mengirim Menhan Rustem Umerov untuk menambah bantuan rudal ATACMS.
Ilustrasi: Rudal ATACMS ditembakkan dari peluncurnya. Ukraina mengirim Menhan Rustem Umerov untuk menambah bantuan rudal ATACMS. (Lockheed Martin)

Apa isi doktrin baru penggunaan senjata nuklir Rusia? Apakah klausa itu bisa menangkal pecahnya perang akbar di Eropa? 

Vladimir Putin menjelaskan, pembaruan pertama adalah memperluas kategori negara dan aliansi militer yang menerapkan pencegahan nuklir.

Kedua, melengkapi daftar ancaman militer yang dimaksudkan untuk dinetralisir lewat upaya-upaya pencegahan oleh Rusia.

Bagian ini akan menempatkan situasi agresi terhadap Rusia oleh negara non-nuklir mana pun, tetapi dengan partisipasi atau dukungan negara nuklir sebagai serangan gabungan mereka, yang melewati ambang batas nuklir.

Meskipun tidak ada negara yang disebutkan, seperti yang tertulis, ini jelas akan berlaku untuk Ukraina yang menyerang wilayah Rusia dengan senjata yang dipasok oleh AS atau sekutu nuklir NATO-nya.

Putin sebelumnya mengatakan serangan semacam itu akan membutuhkan partisipasi aktif personel dan aset militer asing, yang akan membawa mereka ke dalam konflik langsung dengan Rusia.

Revisi lain menyatakan dengan jelas kondisi di mana Rusia dapat menggunakan senjata atom, sebagai respon informasi akurat tentang peluncuran besar-besaran senjata serangan udara dan ruang angkasa melintas ke perbatasan Rusia.

Vladimir Putin menegaskan, ini termasuk serangan oleh pesawat pembom strategis dan taktis, rudal jelajah, pesawat nirawak, pesawat hipersonik, dan pesawat lainnya.

Penyebutan pesawat nirawak di sini sangat penting, karena Ukraina telah berulang kali meluncurkan serangan UAV massal terhadap pangkalan strategis Rusia.

Perubahan signifikan berikutnya, Rusia menyatakan senjata nuklirnya dapat digunakan jika terjadi agresi terhadap Belarusia, sekutu militer mereka.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan