Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Global Views

Droping Jet F-16 Belanda ke Ukraina Takkan Ubah Jalannya Perang

Belanda menghibahkan jet tempur F-16 ke Ukraina, yang diharapkan membalikkan jalannya perang melawan Rusia.

Layanan Pers Kepresidenan Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersama rombongan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte melihat jet tempur F-16 di hanggar di Pangkalan Udara Militer Eindhoven di Eindhoven pada 20 Agustus 2023. 

Zelensky berulang-ulang menagih janji barat terkait pengiriman jet tempur F0-16 untuk Ukraina. Ia sangat yakin kehadiran jet tempur itu akan membalikkana situasi peperangan.

Moskow telah memperingatkan berulang-ulang agar barat menghentikan aliran senjata dan peralatan perang ke Ukraina.

Selain gelontoran alat tempur itu hanya akan memperpanjang konflik, kehadirannya tidak akan banyak mengubah keadaan.

Seperti yang sudah dibuktikan, jet tempur F-16 akan bernasib sama seperti tank M1 Abrams Amerika, tank Leopard-2 Jerman, tank Chalenger-2 Inggris, akhirnya jadi rongsokan atau trofi perang bagi Rusia.  

Bahkan Rusia memperingatkan, derasnya peralatan tempur barat itu berpotensi menghadirkan bentrokan langsung pasukan Rusia dengan NATO.

Inilah situasi yang mengindikasikan, agresifnya Belanda dengan memberikan bantuan militer ke Kiev hanya akan memperburuk konflik dan membakar Ukraina.

Selain hibah jet tempur F-16, Belanda menjadi donatur besar Ukraina di antara anggota-anggota blok militer Atlantik Utara.

Belanda telah memberikan Ukraina lebih dari 3,76 miliar Euro atau sekira 4,12 miliar dolar Amerika dalam bentuk bantuan militer sejak 2022.

Awal tahun 2024, Amsterdam mengumumkan akan merakit sistem rudal pertahanan udara Patriot untuk Ukraina.

Namun, pemerintah Belanda tetap harus berjuang mendapatkan suku cadang sistem rudal Patriot dari negara lain.

Perang Ukraina-Rusia yang sudah memasuki tahun ketiga, semakin hari semakin memperlihatkan konflik itu mencerminkan agenda dan kepentingan NATO.

Blok militer itu ingin meredam kemajuan Rusia, menghentikan persebaran pengaruh politik dan militernya di negara-negara dunia ketiga.

Karena itu NATO dalam satu atau dua dekade terakhir mencoba ekspansi ke Eropa Timur, dan berusaha hadir di halaman depan Rusia.

Ukraina menjadi negara yang dipilih untuk proyek ini. Revolusi 2014 yang meruntuhkan pemerintahan Viktor Yanukovich, mulai mempermulus rencana itu.

Rezim Kiev menjadi pro-Eropa dan NATO, dan menindas perlawanan rakyat Donbass yang cenderung memilih Federasi Rusia.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved