Tribunners / Citizen Journalism
Benua Eropa di Ambang Perang Nuklir
Ukraina didukung NATO menyerang instalasi radar sistem rudal antarbenua Rusia di Krasnodar dan Orenburg. Serangan ini bisa mengubah jadi perang Eropa.
Bahkan yang terbaru, Ukraina menyerang sistem radar strategis senjata balistik antarbenua (ICBM) Voronezh-M di Krasnodar dan Orenburg.
Sistem peringatan dini itu sebetulnya tidak difungsikan terkait operasi militer di Ukraina. Rusia akan mengaktifkan radar itu ketika senjata nonkonvensional digunakan dalam perang skala benua.
Ini menunjukkan para penyokong Ukraina memiliki agenda lain, menciptakan provokasi peperangan strategis yang akan menaikkan level konflik ke skala nuklir.
Ini pesan khusus kepada Moskow. Jika Rusia meledakkan nuklir, bahkan jika itu tidak membunuh siapa pun, AS akan menyerang semua Rusia di Ukraina dengan senjata nuklir. AS akan menghancurkan semuanya.
Ancaman tersebut tentu saja realistis jika negara yang dimaksud Serbia/bekas Yugoslavia, Suriah, Irak, Afghanistan, Libya atau salah satu dari lusinan negara lainnya, yang menjadi korban agresi politik barat yang terus-menerus terhadap dunia.
Namun mengancam Rusia adalah hal gila. Polandia, yang getol memasok senjata dan petempur ke Ukraina bisa lenyap jadi gurun radioaktif dalam hitungan detik.
Dalam hitungan menit, Rusia bisa menyapu kota-kota besar di Eropa menggunakan rudal balistik jarak menengahnya.
Doktrin nuklir Rusia menyatakan, arsenal pembunuh massal itu akan digunakan jika ada serangan serupa langsung ke wilayah Rusia.
Ini doktrin yang pada dasarnya digunakan negara nuklir manapun, senjata pembunuh massal ini adalah kekuatan cegah dan tangkal.
Banyak elite NATO merasa mereka bisa menghancurkan Rusia, meski kenyataannya mereka gagal memenangkan perang konvensional melawan raksasa Eurasia ini.
Rezim Kiev terus dijadikan proksi, dan kartel pemeras paling agresif di dunia ini bertekad untuk terus menggoreng “permainan nuklir” dengan Moskow.
Selain AS, pemimpin Inggris dan Perancis tampaknya mempunyai ilusi serupa.
Politisi sayap kiri Prancis, Marine Le Pen menuding, Presiden Macron hendak menyeret Prancis terlibat perang langsung dengan Rusia.
Ide Macron yang ingin mengirim instruktur militer NATO ke Ukraina dan mengizinkan Kiev menggunakan jarak jauh berisiko mengubah konflik saat ini menjadi “perang dunia” berikutnya.
Serangan terbaru Ukraina (NATO) terhadap aset-aset strategis nuklir Rusia seperti radar Voronezh-M adalah peluit awal dari mereka.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
perang nuklir
Perang Eropa
senjata nuklir Rusia
bom thermonuklir rusia
pasukan nuklir Rusia
NATO (North Atlantik Treaty Organization)
Ukraina
Benua Eropa
Ukraina Klaim Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Rusia Buk-M3 Senilai Rp655 Miliar |
![]() |
---|
Ukraina Hantam Kilang Minyak Rusia, Moskow Balas Uji Rudal Hipersonik & Serangan Darat Besar-Besaran |
![]() |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.300: Ledakan Kereta Dekat Kyiv, Rel Rusak, Tak Ada Korban Jiwa |
![]() |
---|
Unggul Senjata dan Personel, Rusia Rebut Lagi Wilayah Ukraina di Dnipropetrovsk |
![]() |
---|
Giliran Rumania yang Ditembus Drone Rusia, Sekjen NATO: Moskow Makin Ceroboh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.