Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.298: Gara-gara Ucapan Zelensky, Rusia Jeda Negosiasi
Perang Rusia-Ukraina hari ke-1.298, Rusia menangguhkan negosiasi dengan Kyiv karena Presiden Ukraina Zelensky tuduh Putin ingin rebut seluruh Ukraina.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1.298 pada Sabtu (13/9/2025), memperpanjang perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Dalam perkembangan diplomasi, Rusia menghentikan sementara perundingan damai dengan Ukraina.
Menurut Kremlin, hal ini karena Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin masih ingin merebut seluruh Ukraina.
"Para negosiator kami memiliki kesempatan untuk berkomunikasi melalui berbagai saluran. Namun untuk saat ini, mungkin lebih tepat untuk membicarakan jeda dalam perundingan," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada para wartawan pada hari Jumat (12/9/2025).
Berbicara dalam sebuah konferensi di Kyiv, Zelenskyy mengatakan bahwa Barat seharusnya tidak mempercayai Putin.
"Tujuan Putin adalah menduduki seluruh Ukraina. Dan apa pun yang ia katakan kepada siapa pun, jelas bahwa ia telah menggerakkan mesin perang sedemikian rupa sehingga ia tidak dapat menghentikannya kecuali ia dipaksa untuk mengubah tujuan pribadinya secara fundamental," ujar Zelensky pada hari Jumat.
Presiden Ukraina juga meminta sekutu-sekutunya untuk mendorong Tiongkok agar menggunakan pengaruhnya terhadap Rusia guna menghentikan serangan Moskow.
Perang Rusia–Ukraina berakar dari masalah lama sejak Uni Soviet bubar tahun 1991. Sejak saat itu, hubungan kedua negara sering tidak harmonis karena persoalan perbatasan, perbedaan identitas, dan pilihan politik yang berbeda arah.
Ketegangan semakin parah setelah Revolusi Maidan 2014, ketika Presiden Ukraina yang dekat dengan Rusia, Viktor Yanukovych, digulingkan dan diganti pemerintah baru yang lebih mendukung Barat.
Tak lama kemudian, Rusia menguasai wilayah Krimea dan membantu kelompok separatis di Donetsk serta Luhansk, sehingga pecah perang di kawasan Donbas.
Kondisi semakin buruk pada Februari 2022, saat Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran.
Baca juga: Rusia dan Belarus Memulai Latihan Perang Zapad-2025, Bersiap Hadapi Langsung NATO?
Putin beralasan serangan itu untuk melawan militer Ukraina, menuduh pemerintah Kyiv dikuasai kelompok "neo-Nazi," dan mengklaim ingin melindungi warga keturunan Rusia di Donetsk dan Luhansk.
Selain itu, Rusia menolak keras rencana Ukraina masuk NATO, karena dianggap bisa mengancam keamanan di perbatasan Rusia.
Rusia Tembaki 30 Pemukiman Ukraina
Dalam 24 jam terakhir, pasukan Rusia menembaki 30 permukiman di wilayah Kherson, sehingga empat orang terluka.
Kabar ini diumumkan pada pagi 13 September melalui Facebook oleh kepala administrasi militer daerah, Oleksandr Prokudin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.