Senin, 29 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.298: Gara-gara Ucapan Zelensky, Rusia Jeda Negosiasi

Perang Rusia-Ukraina hari ke-1.298, Rusia menangguhkan negosiasi dengan Kyiv karena Presiden Ukraina Zelensky tuduh Putin ingin rebut seluruh Ukraina.

Kantor Presiden Ukraina
ZELENSKY BERPIDATO - Foto diambil dari Kantor Presiden Ukraina, Selasa (17/6/2025). Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuannya dengan Presiden Austria Alexander Van der Bellen (tidak terlihat dalam foto), Senin (16/6/2025). Pada 12 September 2025, Rusia menghentikan sementara perundingan dengan Ukraina karena Zelensky mengatakan Putin ingin merebut seluruh Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1.298 pada Sabtu (13/9/2025), memperpanjang perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Dalam perkembangan diplomasi, Rusia menghentikan sementara perundingan damai dengan Ukraina.

Menurut Kremlin, hal ini karena Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin masih ingin merebut seluruh Ukraina. 

"Para negosiator kami memiliki kesempatan untuk berkomunikasi melalui berbagai saluran. Namun untuk saat ini, mungkin lebih tepat untuk membicarakan jeda dalam perundingan," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada para wartawan pada hari Jumat (12/9/2025).

Berbicara dalam sebuah konferensi di Kyiv, Zelenskyy mengatakan bahwa Barat seharusnya tidak mempercayai Putin. 

"Tujuan Putin adalah menduduki seluruh Ukraina. Dan apa pun yang ia katakan kepada siapa pun, jelas bahwa ia telah menggerakkan mesin perang sedemikian rupa sehingga ia tidak dapat menghentikannya kecuali ia dipaksa untuk mengubah tujuan pribadinya secara fundamental," ujar Zelensky pada hari Jumat.

Presiden Ukraina juga meminta sekutu-sekutunya untuk mendorong Tiongkok agar menggunakan pengaruhnya terhadap Rusia guna menghentikan serangan Moskow.

Perang Rusia–Ukraina berakar dari masalah lama sejak Uni Soviet bubar tahun 1991. Sejak saat itu, hubungan kedua negara sering tidak harmonis karena persoalan perbatasan, perbedaan identitas, dan pilihan politik yang berbeda arah.

Ketegangan semakin parah setelah Revolusi Maidan 2014, ketika Presiden Ukraina yang dekat dengan Rusia, Viktor Yanukovych, digulingkan dan diganti pemerintah baru yang lebih mendukung Barat.

Tak lama kemudian, Rusia menguasai wilayah Krimea dan membantu kelompok separatis di Donetsk serta Luhansk, sehingga pecah perang di kawasan Donbas.

Kondisi semakin buruk pada Februari 2022, saat Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran.

Baca juga: Rusia dan Belarus Memulai Latihan Perang Zapad-2025, Bersiap Hadapi Langsung NATO?

Putin beralasan serangan itu untuk melawan militer Ukraina, menuduh pemerintah Kyiv dikuasai kelompok "neo-Nazi," dan mengklaim ingin melindungi warga keturunan Rusia di Donetsk dan Luhansk.

Selain itu, Rusia menolak keras rencana Ukraina masuk NATO, karena dianggap bisa mengancam keamanan di perbatasan Rusia.

Rusia Tembaki 30 Pemukiman Ukraina

Dalam 24 jam terakhir, pasukan Rusia menembaki 30 permukiman di wilayah Kherson, sehingga empat orang terluka.

Kabar ini diumumkan pada pagi 13 September melalui Facebook oleh kepala administrasi militer daerah, Oleksandr Prokudin.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan