Tribunners / Citizen Journalism
Perang Nuklir Apakah Bakal Segera Terjadi di Asia dan Eropa?
Kim ong-un memimpin penembakan empat rudal balistik ke Laut Jepang sebagai simulasi serangan balasan nuklir oleh musuh-musuhnya.
Ketiadaan traktat pengendalian senjata, perlucutan senjata, dan nonproliferasi, bisa membahayakan keamanan internasional.

Lavrov mengingatkan, pengingkaran Washington dan menimpakan kesalahan ke Moskow soal traktat nuklir jarak menengah, hanyalah cara dan usaha AS menguntungkan dirinya sendiri.
Lavrov menjelaskan AS dan sekutunya menghalangi proses peninjauan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).
Cara itu sudah lama digunakan Washington untuk menekan musuh-musuhnya.
Dia juga mencatat potensi bahaya yang ditimbulkan oleh perjanjian AUKUS tiga arah antara AS, Inggris dan Australia, yang semakin mirip blok militer baru di Pasifik.
Menurut diplomat senior Rusia tersebut, dukungan barat terhadap Ukraina juga penuh dengan bahaya.
Tiga kekuatan nuklir utama barat; AS, Inggris dan Perancis, telah memposisikan diri sebagai sponsor utama rezim Kiev, dan menyokong semua provokasi terhadap Rusia.
AS dan negara-negara NATO masih bermimpi untuk memberikan kekalahan strategis pada Rusia di Eropa.
Pengiriman senjata tak berkesudahan, dan semakin meningkat levelnya, bagi Moskow adalah pertunjukan memompa kekerasan yang dapat menimbulkan konsekuensi katastrofik.
AS dan Rusia memiliki hampir 90 persen hulu ledak nuklir di dunia, menurut Asosiasi Pengendalian Senjata yang berbasis di AS.
Tahun lalu, Rusia menangguhkan partisipasinya dalam Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis, yang dikenal sebagai ‘New START’, perjanjian nuklir terakhir antara AS dan Rusia yang membatasi persenjataan.
Rusia menyebut keterlibatan AS dalam konflik Ukraina sebagai penyebab utama penangguhan tersebut.

Washington telah meminta Moskow untuk memperbarui dialog mengenai perjanjian tersebut, namun Moskow mengatakan hal tersebut tidak mungkin dilakukan selama AS terus mendukung Kiev.
Lavrov menegaskan kembali sikap ini, dengan mengatakan ia melihat tidak ada dasar apa pun untuk melakukan dialog pengendalian senjata dengan AS, menghadapi perang hibrida total yang dilancarkan terhadap Rusia.
Sejauh ini, Moskow masih tetap menegaskan doktrin nuklir Rusia yang tidak berubah. Kekuatan nuklir hanya akan digunakan jika ada ancaman langsung terhadap negara Rusia.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
perang nuklir
ujicoba senjata nuklir
Konflik Nuklir
Korea Selatan Lakukan Simulasi Serangan Nuklir
Perjanjian Nuklir START
Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik
Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik
'Geng Biden' Dituding Sedang Persiapkan Perang Nuklir dengan Rusia |
![]() |
---|
Gertak Barat, Vladimir Putin Gelar Simulasi Perang Nuklir, Diluncurkan Dari 3 Penjuru Rusia |
![]() |
---|
Iran Diisukan Tes Senjata Nuklir, Aktivitas Seismik di Semnan Dipertanyakan, Benarkah Gempa Alami? |
![]() |
---|
Doktrin Baru Rusia Bisa Gunakan Senjata Nuklir ke Ukraina |
![]() |
---|
Perang Nuklir : Eropa atau Asia Duluan? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.