Tribunners / Citizen Journalism
Pemindahan Ibu Kota Negara
Sulteng Baru: Lebih Adil, Sejahtera, dan Penyangga IKN
Provinsi terluas dan jumlah penduduk terbesar kedua di Pulau Sulawesi ini memiliki sejumlah sektor potensial yang bisa dimaksimalkan.
Tantangan yang dihadapi adalah terjadinya ketimpangan pembangunan antardaerah.
Sulteng membutuhkan perbaikan dan pembenahan infrastruktur darat, laut, dan udara sebagai kunci untuk membangun pemerataan pembangunan.
Hal ini dapat memacu keunggulan komparatif dari tiap tiap wilayah untuk kepentingan generasi akan datang.
Penyangga IKN
Dengan letak geografis yang strategis dan potensi yang komparatif, Sulteng memiliki banyak peluang, apalagi Sulteng memiliki posisi stategis setelah ibukota negara pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
IKN ibarat rumah baru untuk Sulteng.
Banyak hal yang bisa difasilitasi oleh Provinsi Sulteng, sebagai salah satu provinsi terdekat dengan IKN.
Sulteng dapat memosisikan diri sebagai pintu gerbang sekaligus penopang/penyangga IKN di Kalimantan.
Posisi itu membawa harapan baru berupa kemajuan daerah dan pemerataan pembangunan.
Bahkan, Sulteng menjadi tulang punggung atau kawasan penunjang IKN, khususnya dalam hal penyediakan bahan bangunan hingga penyediaan pangan.
Penetapan IKN memberikan dampak kepada daerah-daerah yang berada di sekitarnya, termasuk Sulteng.
Untuk itu, Sulteng harus segera berbenah dan bersiap dengan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya untuk mendukung pembangunan IKN dan terciptanya pemerataan pembangunan di Indonesia.
Sulteng sebagai pintu gerbang kawasan Timur Indonesia yang akan berpartisipasi menyukseskan IKN.
Dengan luas wilayah 61.841,29 kilometer persegi dan luas perairan 77.295 Kilometer persegi, serta memiliki 4 perairan yaitu Selat Makasar, Laut Sulawesi, Teluk Tolo, dan Teluk Tomini sangat berpotensi berperan menopang kebutuhan IKN.
Sulteng memiliki 12 peluang investasi bahkan bisa lebih untuk setiap kabupaten, dan di Kabupaten Sigi memiliki peluang investasi kawasan agro industri dengan pola pertanian modern (modern farming) atau pertanian sistem kontrak/kerja sama bagi hasil (contract farming).
Sulteng juga menyiapkan lahan sebesar 30.017 Ha untuk tanaman pangan dan holtikultura yang tersebar di lima kabupaten termasuk salah satunya Kabupaten Sigi.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.