Senin, 6 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Siapa Narendra Modi yang Ingin Lanjut Tiga Kali Pimpin India?  

India menggelar Pemilu parlemen pada 19 April 2024. Narendra Modi pemimpin partai BJP yang berkuasa ingin merebut jabatan ketiga memimpin India.

Handout / PIB / AFP
Perdana Menteri India, Narendra Modi menyatakan bahwa India ingin damai namun siap perang jika ada provokasi dari China. 

Elemen-elemen ini adalah kunci narasi biografi Modi – keberaniannya, kesetiaannya seumur hidup terhadap organisasinya.

Modi juga menolak urusan rumah tangga demi hal-hal yang lebih tinggi, sama seperti yang dilakukan MK “Mahatma” Gandhi, bapak bangsa India yang juga dari Gujarat.

Kembali ke dunia biasa, Modi aktif ke RSS dan melanjutkan karirnya di organisasi itu. Dia kembali ke sekolah dan memperoleh gelar sarjana dalam “Ilmu Politik” dari Universitas Delhi.

Narendra Modi Lolos dari Persekusi

Ketika pemerintah melakukan pengekangan kebebasan sipil (1975-1977), dan para pemimpin oposisi dijebloskan ke penjara, Modi menghabiskan periode ini dalam pelarian.

Pada 1980-an, ia diperbantukan pada cabang politik RSS, BJP, dan mencapai markas besar partai tersebut di New Delhi.

Dia ditugaskan untuk pekerjaan organisasi di negara bagian kecil di India utara, Himachal Pradesh dan Haryana.

Dia berteman baik dengan sesama anggota RSS, Manohar Lal Khattar, duduk di belakang skuter Khattar.

Khattar terpilih menjadi ketua menteri Haryana pada 2014, setelah Modi menjadi PM, dan menjabat selama hampir satu dekade.

Namun yang paling penting Modi menarik perhatian Presiden BJP yang menjalankan mesin partai dengan ketat, Lal Krishna Advani, yang akan berperan penting dalam karir Modi ke puncak kekuasaan politik.

Hal ini terjadi pada 2001, setelah gempa bumi besar di Bhuj, Gujarat, yang menyebabkan Meneteri Utama Keshubhai Patel dari BJP, harus mundur.

Advani mengirim Modi untuk menggantikannya, meskipun Modi tidak memiliki pengalaman administratif sebelumnya.

Modi menegaskan dia tidak akan menjadi orang kedua setelah Keshubhai, dan dia akan mengambil kendali penuh atau tidak sama sekali.

Empat bulan kemudian, pada Februari 2002, terjadi peristiwa yang menentukan Modi ketika kerusuhan pecah di seluruh Gujarat menyusul pembakaran kereta api di dekat stasiun kereta Godhra.

Kompartemen tersebut membawa sukarelawan yang terlibat dalam agitasi untuk Kuil Ram di Ayodhya, yang semakin meningkat sejak pembongkaran Masjid Babri pada Desember 1992.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved