Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Apa yang Kita Ketahui saat Iran Gempur Langsung Israel

Sinyal Iran akan menyerang Israel dimulai saat pasukan komando Iran mengambilalih kapal kargo MSC Aries berbendera Portugal di Selat Hormuz.

tangkap layar The Jerusalem Post/credit photo: Reuters)
Sebuah rudal diluncurkan saat berlangsungnya latihan tahunan Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) di wilayah pesisir Teluk Oman dan dekat Selat Hormuz, Iran. 

Artinya, perang terbuka di kawasan bakal berkobar, dan sulit dibayangkan eksesnya bagi Timur Tengah dan dunia.

Dengan demikian, kalkulasi politiknya elite Arab akan menahan diri untuk tidak turut campur dalam konflik terbuka Iran-Israel.

Menteri Pertahanan Republik Islam, Jenderal Mohammad Reza Ashtiani, langsung memperingatkan pihak manapun untuk tidak melibatkan diri.

“Negara mana pun yang membuka wilayah udara atau tanahnya bagi Israel untuk menyerang Iran akan menerima tanggapan tegas kami,” kata Ashtiani sesaat setelah serangan Iran ke Israel.

Misi Iran di PBB juga menuntut agar AS dan sekutunya “menjauhi” konflik antara Teheran dan Yerusalem Barat.

Ini adalah masalah bilateral, kata misi tersebut dalam sebuah pernyataan di akun X. Mereka menyatakan, Iran mempunyai hak memberikan tanggapan berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB.

Lantas apa kira-kira tanggapan Israel?

Sesudah serangan konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pemimpin Israel berdiam diri tidak mengomentari peristiwa itu.

Namun mereka menyatakan jika Iran menyerang Israel, maka serangan balik akan dilakukan langsung ke target-target penting di Iran.

Dua fasilitas nuklir Iran akan jadi sasaran utama Israel, yang kemungkinan akan mengirimkan jet-jet tempurnya lewat jalur Yordania dan Irak.

Jika ini yang terjadi, Israel benar-benar membuka front di semua sisi perbatasan negara tersebut. Front Palestina di Gaza maupun Tepi Barat, dan front Hizbullah di Israel utara.

Israel juga sudah membuka front permusuhan di Suriah dan Yaman, serta beberapa kali terlibat serangan udara di Irak.

Jadi ada tujuh (7) front permusuhan yang telah diciptakan Israel di kawasan Timur Tengah. Negara zionis ini benar-benar secara politik militer berkonflik dengan banyak negara di sekelilingnya.

Hanya dengan Yordania dan Mesir, Israel masih memiliki perjanjian damai, yang ini pun secara politik juga rapuh mengingat sentimen negative mayoritas masyarakat kedua negara tersebut.

Peperangan yang diciptakan Israel di tujuh front ini memunculkan pertanyaan, seberapa kuat secara ekonomi maupun militer mereka mampu menopang kebutuhan konflik?

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved