Tribunners / Citizen Journalism
Menggali Dampak Psikologis dan Kesehatan Mental dari Puasa Ramadan
Menjalani puasa Ramadan memiliki potensi besar dalam mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
Dengan begitu, puasa tidak hanya berkaitan dengan kesehatan jasmani, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat kesehatan mental dan spiritual.
Proses purifikasi fisik yang terjadi selama puasa juga memiliki dampak pada kesehatan psikologis seseorang.
Ketika tubuh membersihkan diri dari toksin dan bahan-bahan yang tidaksehat, hal ini dapat memberikan efek positif terhadap mood dan energi seseorang.
Banyak orang melaporkan perasaan lebih ceria, segar, dan bugar selama dan setelah berpuasa, yang
secara langsung juga dapat berdampak pada kesejahteraan mental mereka.
Penelitian telah menunjukkan bahwa puasa juga dapat merangsang produksi hormon-hormon tertentu dalam tubuh yang berperan dalam regulasi suasana hati.
Sebagai contoh, puasa dapat meningkatkan kadar hormon serotonin yang berperan dalam menstabilkan
suasana hati dan mengurangi rasa cemas.
Dengan demikian, puasa dapat berperan sebagai faktor yang mendukung keseimbangan kimia otak dan kesehatan mental secara keseluruhan.
Selain hormon serotonin, puasa juga dapat berkontribusi pada peningkatan produksi hormon dopamin dalam tubuh.
Dopamin dikenal sebagai hormon kebahagiaan yang memainkan peran penting dalam mengatur rasa senang, motivasi, dan kesempatan belajar.
Dengan adanya peningkatan kadar dopamin selama periode puasa, seseorang mungkin merasa lebih
termotivasi, bersemangat, dan bahagia dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Selain itu, puasa juga dapat mempengaruhi produksi hormon kortisol, yang merupakan hormon stres utama dalam tubuh.
Meskipun pada awalnya kadar kortisol mungkin meningkat sebagai respons terhadap stres sehubungan dengan perubahan pola makan.
Baca juga: Manfaat Puasa untuk Kesehatan: Bisa Turunkan Berat Badan hingga Tingkatkan Fungsi Otak
Namun pada jangka panjang puasa dapat membantu mengatur respons stres dan menjaga kadar kortisol
dalam kisaran yang sehat.
Hal ini berpotensi membantu individu dalam mengelola kecemasan dan stres secara lebih efektif, serta mencegah dampak negatif yang disebabkan oleh peningkatan kadar hormon stres.
Dengan adanya peningkatan produksi hormon-hormon yang berperan dalam regulasi suasana hati dan respons terhadap stres, puasa dapat menjadi salah satu metode alami yang membantu melindungi kesehatan mental seseorang.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Puasa Ramadan
kesehatan mental
kemampuan mengelola emosi
latihan pengendalian diri
SDG03-Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Bikin Bahagia hingga Tidur Nyenyak, Ini Efek Dahsyat Lari bagi Mental dan Otak |
![]() |
---|
5 Hal yang Bisa Dilakukan Orang Terdekat Jika Melihat Seseorang Punya Niat Akhiri Hidup |
![]() |
---|
WHO: 1 Miliar Orang Hidup dengan Gangguan Mental Seperti Cemas dan Depresi |
![]() |
---|
Tekanan Sosial, Perundungan, hingga Media Digital Perparah Krisis Mental Remaja |
![]() |
---|
WHO: Satu Miliar Lebih Orang di Dunia Alami Gangguan Mental, Mulai Depresi Hingga Kecemasan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.