Senin, 29 September 2025

Bikin Bahagia hingga Tidur Nyenyak, Ini Efek Dahsyat Lari bagi Mental dan Otak

Lari memicu pelepasan hormon bahagia yang membuat suasana hati lebih positif. Hormon itu akan keluar dan kita akan merasa lebih gembira.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
HandOut/IST
OLAH RAGA LARI - Foto ilustrasi hasil olah kecerdasan buatan (AI), Selasa (2/9/2025), memperlihatkan kaki pelari. Dalam beberapa tahun terakhir, tren lari di Indonesia berkembang pesat dan menjelma sebagai salah satu olahraga paling populer 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak orang berlari untuk menurunkan berat badan atau menjaga kebugaran. 

Namun, ada satu manfaat lain yang sering terabaikan yaitu kesehatan mental.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Subspesialis Kedokteran Olahraga RS Universitas Indonesia (RSUI), Dr. dr. Listya Tresnanti Mirtha, Sp.KO., Subsp.APK(K), MARS, di Jakarta.

Menurutnya, lari memicu pelepasan hormon bahagia yang membuat suasana hati lebih positif.

“Pada saat berlari akan terjadi pelepasan hormon-hormon riang gembira. Setelah lari, hormon-hormon itu akan keluar dan kita akan merasa lebih gembira, lebih seru,” jelasnya pada konferensi pers acara lari KedokteRun 2025 yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Kedokteran FKUI di Salemba Jakarta, Selasa (9/9/2025). 

Baca juga: 15 Makanan Pemulihan Setelah Lari: Untuk Turunkan Berat Badan, Bangun Otot, dan Recovery Maraton

Efek psikologis lari terbukti luas. Di antaranya mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur, memperbaiki mood, bahkan meningkatkan kepercayaan diri. 

Tak hanya itu, fungsi kognitif juga ikut terangkat, sehingga rutin berlari bisa membuat seseorang lebih fokus, produktif, dan cerdas.

Bagi mereka yang menghadapi tekanan kerja, kecemasan, atau masalah tidur, lari bisa menjadi solusi sederhana. 

Bahkan penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin berlari memiliki risiko depresi lebih rendah dibanding mereka yang pasif.

Meski begitu, konsistensi menjadi tantangan terbesar. 

Dr. Listya menyarankan menetapkan tujuan realistis, membuat jadwal, dan melibatkan komunitas lari agar motivasi tetap terjaga.

Pada akhirnya, lari bukan hanya soal fisik, tapi juga terapi mental. 

Dengan sepatu lari dan niat sederhana, siapa pun bisa merasakan hidup yang lebih tenang, bahagia, dan penuh energi positif.

 

(Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan