Tribunners / Citizen Journalism
Siapakah KH. Imam Jazuli Sebenarnya?
KH.Imam Jazuli adalah Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon menggawangi gerakan Ngaku NU wajib Ber PKB.
Siapakah KH. Imam Jazuli Sebenarnya?
*Oleh : Drs. H. Abdul Muhaimin Iskandar, MSi. (Gus Muhaimin)
TRIBUNNEWS.COM - Siapakah KH. Imam Jazuli? Tulisan-tulisannya mengenai persoalan keumatan dan kebangsaan sering viral di media. Bahasanya lugas. Caranya cerdas. Kontennya aktual dan penuh keberanian.
Bahkan secara lebih khusus, analisis dan seruannya terkait hubungan NU-PKB dan NU kultural dan struktural memancing pro-kotra dimana-mana. “NU Kultural Wajib Be-PKB, NU Struktural ‘Sakkarepmu’”, tulis beliau di poster dan artikel.
Sampai urusan kaos berposter “Ngaku NU Wajib Ber- PKB”, juga menghebohkan tak hanya di jagat NU. Saya ikut meng-upload di medsos dan Pak Dahlan Iskan pun menulisnya ke dalam artikel panjang.
Tak lama setelah itu, bukunya mengenai Terobosan Pesantren Memimpin Perubahan juga terbit. Selain praktisi pendidikan Islam, beliau adalah pemikir yang mendalam. Tinjauannya tajam, pemaparannya ilmiah dan bahasanya sangat renyah.
Belum selesai buku tersebut dibaca orang, kini sudah akan terbit satu buku lagi yang khusus menyoroti PKB dan NU. Meski berisi kumpulan artikel yang pernah terbit, tapi saya yakin seyakin yakinnya bahwa kandungan buku ini tetap menghentakkan kesadaran.
Bahkan untuk kader PKB dimana pun berada, membaca buku ini tidak cukup hanya sekali. Buku ini syarat panduan untuk warga NU. Bagi yang sudah ber-PKB, silakan dakwahkan. Bagi yang belum, saatnya menegaskan pilihan.
Seruan dan semangat yang digelorakan Kiai Imam Jazuli di buku ini sangat jelas dan tegas. Bahwa kini sudah saatnya diaspora politik NU yang kemana-mana itu diakhiri dan beristiqomah pada PKB sebagai the only one kendaraan politik NU.
Dengan begitu maka ruang sinergi NU-PKB dan NU struktural dan NU kultural dapat dioptimalkan. Tanpa sinergi yang aktif, maka NU digambarkan seperti tanah tak bertuan. Semua orang ingin merebut. Dan inilah yang dikehendaki oleh orang-orang yang tidak senang dengan keutuhan NU-PKB.
Sangat setuju saya dengan gagasan soal pentingnya edukasi politik bagi warga NU. Kenapa? Realitas aktual hari ini sudah tidak memberlakukan lagi gagasan Cak Nur dulu dimana Islam Yes dan Partai Islam No. Bagi warga NU, saatnya ada proklamasi berjamaah: NU Yes dan Partai NU Yes.
Kenapa harus begitu? Kekuatan dakwah NU tergantung kekuatan politik yang menjadi kendaraannya. Tanpa kekuatan politik, dakwah NU hanya mampu bermain di wilayah politik kebangsaan. Memang sudah bagus, seperti kata Kiai Imam Jazuli. “Tapi itu belum powerful,” tegas beliau juga.
Agar dakwah menjadi powerful, maka harus bisa memenangkan permainan di wilayah politik kekuasaan. Dan untuk PKB dan NU, hal itu sangat-sangat mungkin apabila terjadi sinergi. Hitung-hitungannya sederhana. Seperti ditulis dalam buku ini, 30 persen saja dari warga NU ber-PKB, urusannya selesai. PKB menjadi partai papan atas.
Dan perlu kita sadari, kemenangan tersebut bukan untuk PKB saja. Perjuangan NU menegakkan dan menyebarkan akidah ahlu sunnah wal jama’ah juga semakin cemerlang kemenangannya.
Sang Ideolog Sejati
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Anggota Baleg DPR Sebut RUU PPRT Amanat Konstitusi untuk Tegakkan Keadilan Sosial |
![]() |
---|
Prabowo Copot Abdul Kadir Karding dari Jabatan Menteri P2MI, Elite PKB Bereaksi |
![]() |
---|
Ada Seruan Bebaskan Delpedro Cs di Kasus Penghasutan, Polisi: Kami Tidak Tutup Mata, Tutup Telinga |
![]() |
---|
PKB Dorong Pembentukan Tim Investigasi Independen Usut Demo Ricuh 25-31 Agustus |
![]() |
---|
Sekjen PKB Raih Gelar Doktor di Universitas Pertahanan, Ini Respons Cak Imin dan Ma'ruf Amin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.