Tribunners / Citizen Journalism
Mengenal Turbulensi Mimpi Buruk Penerbangan
Menurut BMKG, Fenomena turbulensi terjadi pada daerah konvektif dan pada daerah cuaca cerah.
Itulah mengapa maskapai seringkali mengatakan untuk tetap menggunakan sabuk pengaman bahkan ketika lampu tanda sabuk pengaman telah dimatikan untuk menghindari cedera saat proses pesawat terhembas naik turun tadi.
Turbulensi dapat terjadi karena fenomena alam seperti jetstream, mountai waves (gelombang gunung), clod/warm front (pertemuan massa udara panas dan dingin), thunderstrom (badai).
Berbeda dari jenis turbulensi lain yang dapat diprediksi dengan memperhatikan radar maupun melihat kondisi cuaca, CAT merupakan turbulensi yang terjadi di saat langit cerah tak ada awan sehingga radar cuaca tidak dapat memprediksi bahwa kondisi tersebut bisa memicu turbulensi.
CAT dapat dikatakan jenis turbulensi yang paling berbahaya karena kondisinya tidak dapat diprediksi.
Saat pesawat tiba-tiba mengalami Clear Air Turbulence maka tidak ada waktu bagi awak pesawat untuk memperingatkan penumpang untuk kembali ke kursi mereka dan mengenakan sabuk keselamatan.
Tak heran mayoritas cedera akibat turbulensi diakibatkan oleh turbulensi jenis ini. CAT memiliki sifat seperti tidak bisa dilihat dan diprediksi sebelumnya sehingga tidak ada alat pada kokpit yang dapat memberikan warning kepada pilot, seringkali guncangan yang ditimbulkan pada kokpit tidak terlalu besar namun sangat terasa di bagian belakang cabin, bisa terjadi walaupun langit cerah dan tidak ada satupun awan, CAT tidak muncul pada Radar.
Inflight Injuries
Turbulensi merupakan penyebab nomer satu cedera saat penerbangan, banyak pesawat yang harus mendarat darurat di bandara alternatif karena turbulensi yang menerpa mengakibatkan banyak penumpang cedera dan harus mendapat pertolongan.
Karena sifat dari CAT yang tiba-tiba dan tidak terprediksi seringkali banyak menimbulkan banyak cedera ketika tanda sabuk pengaman dimatikan dan penumpang sedang berjalan ataupun sedang bersantai dan tiba-tiba terjadi guncangan akibat CAT.
Untuk menghindari cedera saat pesawat mengudara diharuskan untuk selalu memakai sabuk pengaman ketika duduk, meskipun tanda sabuk pengaman telah dimatikan.
Dari tahun 1981 hingga 1997 telah terjadi 342 insiden yang berhubungan dengan turbulensi dimana semua korban pada saat insiden baik yang meninggal dan mengalami cedera ringan hingga berat pada saat kejadian tidak mengenakan sabuk pengaman.
Potensi Turbulensi
Turbulensi merupakan kejadian yang umum terjadi saat penerbangan dan kebanyakan tidak berbahaya hanya saja menyebabkan ketidaknyamanan jika terjadi.
Cedera yang dapat ditimbulkan turbulensi dominan merupakan cedera ringan dan itupun jarang terjadi, hanya beberapa kasus yang sampai menimbulkan cedera berat hingga berujung kematian.
Potensi terjadinya turbulensi adalah di ketinggian diatas 30.000 kaki. Sehingga pesawat yang menempuh perjalanan jarak jauh yang biasanya banyak terkena dampak turbulensi.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.