Senin, 6 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Mengenal Turbulensi Mimpi Buruk Penerbangan

Menurut BMKG, Fenomena turbulensi terjadi pada daerah konvektif dan pada daerah cuaca cerah.

Ditulis oleh : Ramadhan Nurpambudi, Prakirawan Stasiun Meteorologi Radin Inten Lampung

TRIBUNNERS - Belum lama ini kita dihadapkan dengan munculnya fenomena turbulensi yang hampir memicu insiden buruk dalam dunia penerbangan.

Pesawat Airbus A330-200 Etihad Airways penerbangan EY474 rute Abu Dhabi - Jakarta mengalami turbulensi di udara tepat 45 menit sebelum mendarat di Jakarta.

Pesawat Hong Kong Airline dengan nomor penerbangan CRK-6740 yang dipiloti Tinios Peter dan co-pilot Redza Khomeini bin Abdullah harus kembali ke bandara Ngurah Rai akibat terkena turbulensi di wilayah Kalimantan.

Menurut BMKG, Fenomena turbulensi ini terjadi pada daerah konvektif dan pada daerah cuaca cerah.

Pada umumnya turbulensi akibat awan konvektif mampu diantisipasi oleh pilot karena pesawat akan berusaha menghindari awan CB yang terdeteksi oleh radar di kokpit.

Sedangkan untuk turbulensi pada area cuaca cerah seperti akibat mountain wave dan daerah vicinity/dekat awan CB, baik yang sedang tumbuh maupun tingkat matang, umumnya kurang diantisipasi karena radar di kokpit kurang sensitive (karena minimnya jumlah partikel uap air di atmosfer).

Turbulensi

Sebenarnya apa itu Turbulensi ? Turbulensi adalah gerak udara yang arahnya tidak beraturan dalam skala kecil dan ditandai oleh angin yang kecepatannya bervariasi.

Turbulensi juga didefinisikan sebagai perubahan kecepatan aliran udara yang sering terjadi pada skala kecil, jangka waktu yang pendek, serta acak.

Dengan kata lain, ketika kecepatan aliran udara dan/atau arah pergerakannya berubah dengan cepat, maka pada saat itu dapat dikatakan telah terjadi turbulensi udara.

Turbulensi dapat terjadi ketika pesawat melewati wilayah yang berawan dan yang cukup berbahaya adalah turbulensi saat tidak ada awan atau yang biasa disebut CAT (Clear Air Turbulence).

Dalam dunia penerbangan turbulensi diklasifikasikan menjadi light turbulence, light cop, moderate turbulence, moderate chop, moderate chop,  dan severe turbulence.

Jenis inilah yang mengakibatkan guncangan saat penerbangan, turbulensi menyebakan pesawat terhempas ketas kemudian menjatuhkan kembali kebawah sehingga pesawat akan bergerak naik turun dengan cepat.

Pada saat ini seringkali penumpang yang sedang tertidur atau bahkan sedang berjalan menuju toilet dapat terluka.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved