Senin, 29 September 2025

Lokal Asri

3 Festival Budaya Ini Hadirkan Harmoni Tradisi dan Alam Indonesia

Tiga festival budaya ini bukan cuma suguhkan tradisi unik, tapi juga ajak kita lebih dekat dan peduli pada kelestarian alam Indonesia.

HandOut/IST
FESTIVAL BUDAYA INDONESIA - Tarian tradisional menjadi bagian dari kemeriahan Dieng Culture Festival yang berlangsung di dataran tinggi Dieng. Perpaduan budaya dan alam pegunungan menghadirkan nuansa sakral sekaligus meriah dalam festival tahunan ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Alam Indonesia menyimpan kekayaan yang luar biasa. Di banyak penjuru negeri, alam tak hanya menjadi tempat bernaung, tapi juga menjadi panggung budaya yang hidup. 

Ketika festival budaya digelar di tengah bentang alam Indonesia, maknanya pun menjadi lebih dalam, bukan sekadar hiburan, melainkan jadi perayaan warisan dan ajakan untuk menjaga alam agar tetap lestari. 

Bagi wisatawan yang ingin berlibur sambil merayakan keberagaman budaya dan keindahan alam Indonesia, berikut tiga festival yang layak masuk dalam agenda perjalanan berikutnya. 

Rekomendasi Festival Budaya dengan Nuansa Alam Indonesia 

1. Dieng Culture Festival, Jawa Tengah 

Setiap bulan Agustus, dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, menjadi tuan rumah perhelatan budaya akbar: Dieng Culture Festival (DCF). Festival ini bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga bentuk pelestarian tradisi dan penghormatan terhadap alam pegunungan yang memikat. 

DCF dikenal luas berkat ritual cukur rambut anak gimbal, sebuah upacara sakral yang diwariskan turun-temurun. Anak-anak berambut gimbal di Dieng dipercaya memiliki keistimewaan dan agar hidup mereka berjalan normal, rambutnya harus dipotong lewat upacara khusus yang hanya bisa dilakukan ketika si anak bersedia dan permintaannya terpenuhi. 

Ritual ini dapat disaksikan langsung oleh wisatawan, menjadi pengalaman budaya yang unik dan menyentuh. 

Selain itu, DCF juga menyuguhkan serangkaian acara yang merayakan budaya lokal, seperti kirab budaya, penerbangan lampion, pertunjukan kesenian, hingga pameran UMKM dan produk kreatif. 

Gelaran DCF XV pada tahun 2025 ini akan berlangsung pada 23-24 Agustus 2025 di Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Tema tahun ini adalah “Back to The Culture” yang menekankan kembali pada akar tradisi dan akan menghadirkan penampilan Orchestra Symphony Dieng. 

DCF bukan hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga mengusung misi pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata berbasis komunitas (community based tourism). Festival ini mendorong kolaborasi antarwarga dalam melestarikan seni tradisi, mempromosikan desa wisata, dan memberdayakan UMKM lokal. Selain pertunjukan utama, DCF juga mengadakan Dieng Bersih, kampanye lingkungan dan workshop seni budaya. 

Baca juga: Dieng Culture Festival 2024 akan Dimeriahkan Penerbangan 15 Ribu Lampion di Lapangan Pandawa

Harga Tiket Masuk DCF

Harga tiket DCF XV tersedia dalam bentuk paket partisipan yang bisa dibeli secara online melalui situs resmi festivaldieng.id. Tersedia dua pilihan: Rp350.000 untuk paket 2 hari dan Rp300.000 untuk 1 hari, masing-masing dengan fasilitas berbeda. 

Syarat dan ketentuan pembelian: 

  • Isi formulir pembelian dengan nama sesuai KTP, nomor Whatsapp, dan email aktif.
  • Pembayaran hanya via QRIS, berlaku selama 15 menit sejak kode diterbitkan.  
  • Gunakan mobile banking untuk mempercepat transaksi.
  • Jika transaksi gagal, penanganan mengikuti SOP Payment Gateway Midtrans.

Jumlah tiket terbatas demi menjaga kenyamanan pengunjung dan kelestarian kawasan. Disarankan membeli lebih awal agar tidak kehabisan. 

Baca juga: Bukan Cuma Enak! 5 Kopi Lokal Ini Bawa Keunikan Alam Indonesia

2. Festival Danau Sentani, Papua 

Setiap bulan Juni, tepian Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, menjadi saksi perayaan budaya terbesar di Bumi Cenderawasih: Festival Danau Sentani (FDS). Digelar sejak 2007, FDS adalah ruang penting bagi masyarakat untuk melestarikan warisan adat dan menjaga ekosistem danau terbesar di Papua. 

Berlangsung di kawasan Kampung Khalkote, Distrik Sentani Timur, festival ini menyuguhkan pertunjukan Tarian Isosolo, tarian kolosal di atas perahu rias yang dilakoni oleh 30 hingga 100 penari mengenakan pakaian adat lengkap. 

Acara ini juga menampilkan upacara adat penobatan Ondoafi (pemimpin adat), lomba perahu tradisional, pameran UMKM lokal, kuliner khas Papua, kerajinan tangan, hingga tarian perang Papua yang menggambarkan semangat dan identitas masyarakat. 

Halaman
123

Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan