Selasa, 30 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Elon Musk Dikecam Karena Makin Banyak Akun Media Pemerintah Rusia dan China Muncul di Twitter

Perubahan ini tampaknya mencakup peningkatan secara halus pada akun-akun yang berafiliasi dengan negara.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Teslarati
Pemilik Twitter Elon Musk menghadapi kecaman setelah akun-akun media pemerintah Rusia dan China dinilai makin banyak muncul di platform media sosial tersebut. 

"Sudah jelas bahwa algoritmanya telah berubah dan apa yang dianggap sebagai 'untuk Anda' telah berubah," kata seorang profesor di Clemson University, South Carolina, Darren Linvill, yang meneliti disinformasi media sosial.

"Secara historis, Twitter sangat bagus dalam memberikan orang-orang hal-hal yang samar-samar mereka cari, jadi saya pikir orang normal akan terkejut bahwa sebagian besar Twitter adalah kombinasi dari K-Pop dan porno. Dan itu tidak memberi Anda hal itu," imbuhnya.

Elon Musk mencoba mengguncang keadaan, tambah Linvill, dan dia jelas mengacaukan algoritma yang telah dikembangkan Twitter selama lebih dari satu dekade "agar berhasil memberikan apa yang platform itu inginkan".

Timothy Graham, seorang dosen senior di bidang media digital di Queensland University of Technology (QUT), mengatakan rekomendasi Twitter sekarang "sedikit di luar kendali" dibandingkan dengan pendekatan yang lebih terkurasi sebelumnya.

"Beberapa orang melihat propaganda perang yang berbahaya terkait perang Ukraina yang datang dari Rusia dan para menteri, atau dari akun-akun diplomatik, atau dari Russia Today," ujar Graham.

Sebelum pengambilalihan Twitter oleh Musk pada Oktober lalu, platform ini telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi jangkauan akun-akun tertentu yang berafiliasi dengan negara.

Pada tahun 2020, Twitter memperkenalkan label "media yang berafiliasi dengan negara", yang didefinisikan sebagai "outlet di mana negara melakukan kontrol terhadap konten editorial melalui sumber daya keuangan, tekanan politik langsung atau tidak langsung, dan atau kontrol atas produksi dan distribusi."

Dalam praktiknya, label ini hampir secara eksklusif diterapkan pada akun-akun media pemerintah Rusia dan China, meskipun pada awalnya Twitter mengatakan bahwa label ini akan diterapkan pada media dari lima negara yang duduk di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu China, Rusia, Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris.

Pedoman platform ini pada akhirnya mengecualikan media seperti BBC di Inggris dan National Public Radio (NPR) di Amerika Serikat, yang keduanya menerima dana dari pemerintah tetapi secara luas dianggap independen secara editorial.

Namun, aturan-aturan itu berubah-ubah, bahkan terkadang perubahannya terjadi hampir setiap hari.

Minggu lalu, Musk tampaknya mengubah definisi Twitter tentang "media yang berafiliasi dengan negara", dengan menambahkan label tersebut secara singkat ke NPR, sebuah media yang sering dituduh oleh kelompok sayap kanan Amerika Serikat memiliki bias liberal.

Label tersebut dihapus dalam beberapa hari setelah mendapat tanggapan dari para kritikus yang membela catatan independensi editorial NPR.

Para kritikus mencatat bahwa dana pemerintah hanya menyumbang 2 persen dari anggaran NPR, meskipun beberapa konservatif AS dan karyawan media pemerintah Tiongkok menyambut baik label media negara.

Twitter menambahkan label "media yang didanai pemerintah" ke akun NPR untuk menggantikan label sebelumnya.

Sebutan ini, yang juga telah diterapkan pada BBC, PBS, dan Voice of America dalam beberapa hari terakhir, mengacu pada "outlet di mana pemerintah menyediakan sebagian atau seluruh pendanaan outlet dan mungkin memiliki berbagai tingkat keterlibatan pemerintah atas konten editorial".

Baca juga: Logo Twitter Kembali Jadi Burung Biru, Harga DOGE Langsung Merosot 9 Persen

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan