Konflik Rusia Vs Ukraina
NATO Siaga Perang, Operasi Eastern Sentry Diluncurkan Usai Agresi Rusia ke Polandia
NATO luncurkan operasi militer “Eastern Sentry” untuk menggertak Rusia yang nekat memasuki wilayah udara Polandia yang dianggap mengancam keamanan
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) meluncurkan operasi militer skala besar bertajuk “Eastern Sentry” (Penjaga Timur), Jumat (12/9/2025).
Langkah ini diambil setelah lebih dari 19 drone Rusia memasuki wilayah udara Polandia pada awal pekan lalu, memicu ketegangan baru di Eropa Timur.
Kendati beberapa berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan, sementara sisanya jatuh di area pemukiman warga. Pemerintah Polandia menyebut serangan tersebut sebagai tindakan disengaja.
Ia juga mengklaim kejadian itu sebagai ancaman terbesar bagi keamanan negaranya sejak Perang Dunia II.
“Kami menghadapi konflik terbuka yang belum pernah terjadi sejak 1945,” tegas Tusk.
Ketegangan semakin meningkat setelah Rusia dan Belarusia meluncurkan latihan militer gabungan di perbatasan Polandia dan Lithuania. Meskipun disebut sebagai latihan rutin empat tahunan, NATO menilai manuver itu berpotensi memperburuk situasi.
Alasan tersebut yang mendorong NATO menggelar peluncuran operasi militer skala besar Eastern Sentry.
Apa yang Diluncurkan NATO dalam Eastern Sentry
Dalam keterangan yang dikutip BBC International, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menegaskan bahwa Eastern Sentry merupakan bentuk kesiapan kolektif aliansi dalam mempertahankan kedaulatan wilayah anggotanya, khususnya di Eropa Timur.
“NATO tidak akan membiarkan wilayahnya dilanggar. Serangan terhadap Polandia adalah sinyal berbahaya, dan kami merespons dengan kekuatan penuh,” ujar Stoltenberg.
Baca juga: Drone Rusia Masuki Polandia, Prancis Langsung Kerahkan 3 Jet Tempur Rafale
Selama operasi digelar nantinya Denmark akan mengerahkan dua jet tempur F-16 serta sebuah kapal perang, Prancis mengirim tiga jet Rafale, sementara Jerman menambahkan empat Eurofighter Typhoon.
Selain itu, Inggris menyatakan “komitmen penuh” untuk mendukung operasi ini dan berjanji akan mengumumkan bantuan militer tambahan dalam waktu dekat.
Belanda, Republik Ceko, dan Lithuania juga telah menegaskan kesediaannya menambah pasukan dan sistem pertahanan di garis depan NATO.
Menyusul yang lainnya, Kementerian Pertahanan Denmark menegaskan kontribusinya bukan hanya simbolis, melainkan bentuk nyata untuk memperkuat keamanan kolektif.
“Putin sedang menguji kita. Karena itu, Denmark tidak bisa berdiam diri,” kata Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen.
Dengan dimulainya Operasi Eastern Sentry, NATO menegaskan bahwa aliansi tidak hanya siap bertahan, tetapi juga bersatu dalam menghadapi ancaman Rusia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.