Senin, 6 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Kisah Penyelamatan Ahmad, Tangannya Terpaksa Diamputasi di Tempat Karena Tertindih Beton Musala

Dokter Aaron mengambil resiko melakukan amputasi darurat di lokasi yang sebenarnya juga membahayakan dirinya.

Penulis: Erik S
DOKUMEN/RSUD R.T. NOTOPURO SIDOARJO
DIAMPUTASI- Nur Ahmad yang diamputasi usai tertimpa reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jumat (3/10/2025) 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Nur Ahmad (16) menjadi korban selamat peristiwa ambruk musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim).

Saat proses evakuasi, Nur Ahmad ada dalam posisi sulit. Tangannya tertindih bongkahan beton musala yang ambruk. Evakuasi NA dihadapkan pada dua pilihan. Yakni, menunggu beton diangkat dengan resiko korban semakin banyak kehilangan darah.

Pilihan kedua, adalah amputasi di lokasi. Dari berbagai pertimbangan dan diskusi tim, maka opsi amputasi diambil. 

Baca juga: Tim SAR Gunakan Dua Metode untuk Cari Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Sebab, opsi pertama dinilai terlalu beresiko. Tangan Ahmad kemudian diamputasi dokter dari TNI yakni dr Aaron Franklyn Suaduon Simatupang.

Dokter Aaron mengambil resiko melakukan amputasi darurat di lokasi yang sebenarnya juga membahayakan dirinya.

"Pikiran saya, sudah siap mati sama pasien kalau bangunan itu runtuh. Karena itu sangat berbahaya, salah gerak sedikit ambruk," kata Aaron kepada awak media di RSUD Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025) malam. 

Ada banyak tim yang turun saat itu. Namun karena sulitnya medan, maka mereka berbagi pos.

Dokter Aaron di bawah supervisi Dokter Larona Hydravianto Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RSUD Notopuro Sidoarjo, memutuskan menyelamatkan korban yang terancam kehilangan banyak darah lantaran siku lengan kiri sudah tertindih habis oleh beton bangunan.

Dalam ceritanya, Dokter Aaron masih ingat betul bahwa medan saat itu sangat sulit. Karena harus merayap ke dalam. Ukurannya hanya sekitar 50 cm.

Padahal ia tengah berpacu dengan waktu. Sesampainya di dalam, dokter Aaron masih sempat berkomunikasi dengan korban. Santri yang menjadi korban reruntuhan ini, memang terus minta tolong. 

Baca juga: Update Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 10 Orang Meninggal Dunia, 103 Selamat

Tentu tindakan amputasi tidak langsung dilakukan begitu saja, setelah memastikan kondisi pasien Dokter Aaron lantas kembali berdiskusi dengan tim yang terdiri dari tim dokter senior. 

Persiapan matang menjadi pertimbangan utama. Setelah dirasa memungkinkan, maka tindakan dilakukan. 

Prosesnya sekitar 10 menit. Dokter Aaron bersyukur pasien berhasil dievakuasi, distabilisasi dan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit.

"Kita bawa keluar itu less tidak banyak yang darah yang keluar," jelasnya.

Kesaksian Korban

Nur Ahmad menceritakan terjadinya tragedi ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny.

Ahmad mengatakan, tidak merasa ada kejanggalan sebelum peristiwa itu terjadi pada Senin (29/9/2025).

Namun, bangunan musala tersebut secara tiba-tiba ambruk hingga menimpa santri.

"Rakaat kedua (kejadiannya bangunan Ponpes Al Khoziny). Langsung jatuh (betonnya)," kata Ahmad, saat menjalani perawatan di RSUD RT Notopuro Sidoarjo, Jumat (3/10/2025).

Baca juga: Rafi Korban Tewas Ambruknya Ponpes di Sidoarjo Baru Mondok 3 Bulan

Pemuda tersebut mengaku tidak bisa melarikan diri ketika sejumlah batu berjatuhan dari atap. Karena, tangannya sudah tidak bisa digerakkan setelah tertimpa beton bangunan Ponpes Al Khoziny.

"Enggak bisa (menyelamatkan diri), langsung kena tangan. Enggak (tahu sebelah ada siapa) enggak melihat mukanya, jadi waktu ruku, langsung tiarap (setelah ada reruntuhan)," ujarnya.

Kemudian, Ahmad yang mendengar suara petugas evakuasi langsung menyambutnya dengan teriakan. Akhirnya, santri tersebut ditemukan oleh tim medis di reruntuhan bangunan.

"Iya saya teriak minta tolong, ada (petugas) yang mendengar bertahannya (di reruntuhan itu) dari sore sampai malam. Ya sakit (ketika disuntik bius), katanya harus tenang," ucapnya. (Tribun Jatim/Kompas.com)

 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Cerita Dokter Aaron, Diantara Pilihan Hidup dan Mati Demi Evakuasi Korban Musala Ponpes Al-Khoziny

 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved