Mushola Ambruk di Sidoarjo
Kisah Rafi Santri Ponpes Al Khoziny Sempat Selamatkan 2 Temannya, tapi Meninggal Tertimpa Reruntuhan
Santri bernama Rafi ternyata sempat menyelamatkan dua orang temannya, sebelum dirinya meninggal karena tertimpa reruntuhan.
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah santri menjadi korban jiwa dalam insiden ambruknya bangunan tiga lantai di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025).
Hingga Jumat (3/10/2025) sore, total ada 9 korban meninggal dalam peristiwa bangunan Ponpes Al Khoziny yang ambruk tersebut.
Satu di antara santri yang menjadi korban jiwa yakni Rafi Catur Okta Mulya (17).
Rafi ternyata sempat menyelamatkan dua orang temannya, sebelum dirinya meninggal karena tertimpa reruntuhan.
Ayah Rafi, Mulyono, membeberkan aksi heroik sang anak sebelum meninggal dunia.
1. Baru 3 Bulan Mondok
Mulyono mengungkapkan, Rafi baru tiga bulan belajar di Ponpes Al Khoziny.
"Baru saja lulus SMP kemarin, dan baru kemarin ini mondok, mungkin mau bulan ketiga," ungkapnya, Kamis (2/10/2025), dilansir Surya.co.id.
2. Dikenal Pendiam
Mulyono mengungkapkan, putranya dikenal sebagai sosok yang pendiam dan tidak pernah nongkrong keluar rumah.
Ketika di rumah, ungkap Mulyono, Rafi biasanya membantu ibunya menjaga warung.
"Aktivitasnya hanya di pondok. Sebelumnya tidak pernah mondok, begitu lulus SMP, lanjut SMK sambil mondok di Ponpes Al Khoziny. Jadi baru pertama kali mondok," terangnya, Kamis.
3. Tertimpa Bangunan saat Selamatkan Teman
Menurut Mulyono, Rafi meninggal dunia karena tertimpa bangunan pondok saat menyelamatkan dua temannya.
Meski sempat dirawat di rumah sakit, nyawa Rafi tetap tidak tertolong.
Baca juga: Ponpes Al Khoziny Ambruk, DPR Soroti Lemahnya Dukungan Negara terhadap Infrastruktur Pesantren
4. Dimakamkan di Jember
Dikutip dari Surya.co.id, Rafi sebenarnya berasal dari Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Namun, pihak keluarga ingin memakamkan jenazah Rafi di kota kelahiran sang ayah, yakni di Desa Tanggal Kulon, Kecamatan Tanggul, Jember, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025).
Rumah duka keluarga Rafi di Jember didatangi beberapa kerabat, untuk mengucapkan bela sungkawa atas tewasnya santri Ponpes Al Khoziny tersebut.
"Meninggalnya kemarin (Rabu, 1 Oktober 2025) malam. Korban tiba di Jember pada pukul 05.00 WIB pagi. Memilih dimakamkan di Jember karena saya aslinya sini," papar Mulyono, Kamis.
Korban Jiwa Tambah Jadi 9 Orang
Saat ini terhitung sudah ada sembilan korban meninggal dunia akibat ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny.
Korban terakhir dievakuasi pada Jumat sekira pukul 11.34 WIB.
Setelah dievakuasi, korban langsung dibawa ambulans menuju RS Bhayangkara Surabaya.
“Iya, tambah satu lagi yang berhasil dievakuasi,” ujar Kepala Basarnas Surabaya, Nanang Avianto, Jumat, masih dari Surya.co.id.
Korban sebelumnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia sekira pukul 10.17 WIB.
Lokasinya di sebelah timur atau area A2 lokasi runtuhnya bangunan pesantren tersebut.
Penemuan itu tak lama berselang dari dua korban sebelumnya yang juga dievakuasi dari Sektor A2.
Korban pertama dievakuasi pukul 07.30 WIB, dan korban kedua pada pukul 07.36 WIB.
Saat ini, diduga masih ada lebih dari 50 orang korban yang tertimbun di bawah reruntuhan.
Baca juga: Cak Imin Tinjau Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny: Minta BNPB Cepat Evakuasi Korban Apapun Kondisinya

Kronologi
Wahid, seorang santri Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, membeberkan detik-detik insiden ambruknya musala ponpes tersebut.
Ia mengatakan peristiwa terjadi saat para santri sedang salat jemaah Asar di lantai satu gedung Ponpes Al Khoziny, Senin (29/9/2025).
Setelah bangunan ambruk, para santri menjadi korban dalam peristiwa ini.
Sebagian santri kemudian berhasil dievakuasi.
Mereka mengalami luka-luka dan dibawa menggunakan ambulans menuju RSUD Sidoarjo.
Sementara itu, sebagian lainnya terjebak di dalam reruntuhan.
Menurut beberapa santri, bangunan itu sempat seperti goyang sebelum akhirnya ambruk.
“Kejadiannya pas salat Asar. Ketika rakaat kedua, bagian ujung bangunan ambruk kemudian lainnya ikut ambruk,” kata Wahid, Senin, dikutip dari TribunJatim.com.
Seketika itu, suasana menjadi panik.
Para santri lain berhamburan, termasuk pengurus dan warga sekitar.
Sebab, ambruknya bangunan tiga lantai itu mengakibatkan guncangan yang cukup keras.
Baca juga: Proses Pemindahan Puing Bangunan Ponpes Al Khoziny, SAR Pakai Crane, Kondisi Bangunan Jadi Kendala
Para santri juga sebagian langsung berlarian menyelamatkan diri.
Mereka berhamburan sampai ke kampung sekitar.
Hal senada disampaikan beberapa warga yang menyebut ada suara keras sekali seperti gempa.
Ternyata setelah dicek, bangunan di bagian tengah pondok sudah ambruk.
“Kemarin izin ngecor bagian atas. Ini sepertinya tiga lantai. Setahu saya ini musala,” kata Munir, Ketua RT 7/RW 3 Desa/Kecamatan Buduran, Sidoarjo di lokasi kejadian, Senin.
Setelah peristiwa itu terjadi, petugas kepolisian datang ke lokasi kejadian.
Sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga tiba.
Mereka berusaha melakukan evakuasi kepada para korban.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJatim.com/Surya.co.id./M Taufik/Imam Nahwawi)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.