Transformasi Kakao Jadi Harapan Baru Puluhan Petani di Dayak Kenyah Kalimantan Timur
Rata-rata, seorang petani mampu mengelola dua hektare lahan dan menghasilkan sekitar Rp30.000 per kilogram (kg) biji kakao mentah.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah Cokelat Lung Anai, adalah sebuah inisiatif yang digagas untuk mendukung penghidupan masyarakat adat Dayak Kenyah melalui hilirisasi tanaman cokelat.
Bahkan kehadirannya di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), membawa angin segar bagi perekonomian masyarakat setempat.
Program ini berkolaborasi dengan Dinas Perkebunan Kutai Kartanegara dan Universitas Kutai Kartanegara untuk memberikan bantuan berupa pelatihan, pendampingan, hingga dukungan finansial.
Dampaknya tidak hanya pada peningkatan pendapatan petani, tetapi juga pada pelestarian adat, penguatan peran perempuan, serta pemberdayaan generasi muda di sektor pertanian.
Baca juga: Saat Harga Kakao Naik di 2024, Indonesia Mampu Ambil Peluang Kembangkan Industri Olahan Coklat
Program ini telah berjalan sejak 2023 dengan nilai dukungan lebih dari Rp 629 juta.
Rumah Cokelat Lung Anai memiliki perkebunan kakao yang dikelola oleh sekitar 50 anggota petani dengan total lahan sekitar 100 hektare.
Rata-rata, seorang petani mampu mengelola dua hektare lahan dan menghasilkan sekitar Rp30.000 per kilogram (kg) biji kakao mentah.
Biji kakao lokal diolah menjadi produk bernilai tambah, mulai dari cokelat batangan hingga bubuk kakao.
Tidak hanya itu, Rumah Cokelat Lung Anai sekaligus menjadi pusat pelatihan teknik budidaya dan pengolahan, serta destinasi agrowisata bagi wisatawan.
Dampak dari program ini, petani cokelat Lung Anai mendapat peningkatan pendapatan sebesar tiga sampai empat kali lipat.
Selain itu keterlibatan perempuan meningkat dalam tata niaga cokelat terutama pada bagian pengolahan. Program cokelat ini juga telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak termasuk Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Program unggulan lain juga terbukti membawa perubahan signifikan bagi masyarakat, antara lain; Program Pompa Hydram yang dijalankan melalui anak usaha MMSGI, PT Multi Harapan Utama (MHU).
Inisiatif ini mengubah kolam bekas tambang menjadi sumber air bersih bagi 582 Kepala Keluarga (KK).
Teknologi yang digunakan ramah lingkungan karena tidak membutuhkan listrik maupun bahan bakar.
Pengelolaannya dilakukan oleh BUMDesa dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, sehingga menciptakan ekosistem berkelanjutan.
Sejak dimulai pada tahun 2023, program ini mendapat dukungan pendanaan sebesar Rp 2,1 miliar.
Dan terakhir, Penguatan BUMDes Payang Sejahtera yang telah dijalankan sejak 2017.
Nilai Tukar Petani September Tembus 124,36: Bukti Kesejahteraan Petani Meningkat |
![]() |
---|
Sosok Mahyunadi, Wabup Kutai Timur Sebut MBG Tak Beracun tapi Ada Faktor Alergi Siswa |
![]() |
---|
Wali Murid di Samarinda Protes Penjualan LKS Seharga Rp140 Ribu, Ngaku Diintimidasi Guru |
![]() |
---|
SGN dan ID Food Serap 121 Ribu Gula Lokal, Petani Diminta Tak Khawatir Harga Anjlok |
![]() |
---|
Ombudsman Ungkap Keluhan Petani Terkait Pupuk Subsidi: Sering Ganti Kebijakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.