Minggu, 5 Oktober 2025

Miteri Kematian Brigadir Esco di Lombok, Dugaan Pelaku Lain hingga Motif Pembunuhan

Keluarga korban yang hadir pun mengaku kecewa karena tidak diberi akses penuh untuk menyaksikan setiap adegan

Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa/Tribun Lombok
BRIPTU RIZKA TERSANGKA - Kolase gambar memperlihatkan Briptu Rizka Sintiani (kiri), lokasi penemuan jasad Brigadir Esco Faska Rely (tengah) dan Brigadir Esco Faska Rely (kanan). Rekonstruksi kasus dugaan pembunuhan Brigadir Esco yang diduga dilakukan istrinya sendiri, Brigadir Rizka, menyisakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban 

TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Rekonstruksi kasus dugaan pembunuhan Brigadir Esco yang diduga dilakukan istrinya sendiri, Brigadir Rizka, menyisakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. 

Meski sekitar 50 adegan diperagakan di rumah pasangan suami istri itu, polisi masih menutup rapat motif di balik kematian tragis sang brigadir.

Dalam rekonstruksi yang digelar Polres Lombok Barat, Senin (29/9/2025), aparat kepolisian menghadirkan tujuh saksi kunci, tim forensik, dan Inafis.

Namun, proses krusial di dalam rumah tersangka dilakukan secara tertutup.

Keluarga korban yang hadir pun mengaku kecewa karena tidak diberi akses penuh untuk menyaksikan setiap adegan.

“Katanya terbuka, tapi kenapa banyak yang ditutup? Kami keluarga korban tidak paham apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Samsul Herawadi, ayah almarhum Brigadir Esco, dengan nada geram.

Baca juga: 3 Fakta Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir Esco: Briptu Rizka Disoraki Warga, Keluarga Korban Kecewa

Luka Sayatan dan Tanda Perlawanan

Kuasa hukum keluarga korban, Lalu Anton Heriawan, mengungkap fakta mencengangkan usai menyaksikan rekonstruksi.

Selain luka pukulan di bagian belakang kepala akibat benda tumpul, Brigadir Esco juga ditemukan memiliki luka sayatan di dahi, pipi, dan telapak tangan.

“Kalau luka sayatan di tangan itu jelas naluri membela diri. Tidak mungkin korban hanya diam. Kami meyakini ada pelaku lain yang terlibat,” tegas Anton.

Dugaan keterlibatan pihak lain ini semakin menguat setelah muncul kabar tentang sosok misterius yang disebut sebagai “Mr X”, yang hingga kini masih diselidiki kepolisian.

Polisi Bungkam Soal Motif

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda NTB, AKBP Catur Erwin Setiawan, mengakui kemungkinan adanya pelaku lain di luar Brigadir Rizka.

Meski demikian, pihaknya menegaskan penyidikan masih terus berjalan.

“Sementara (tersangka) masih satu. Kita lihat perkembangan penyidikan, bisa saja bertambah,” kata Catur di lokasi rekonstruksi.

Namun, saat ditanya mengenai motif pembunuhan, Catur menolak memberikan keterangan.

“Mohon maaf, motif masih kami rahasiakan,” singkatnya.

Adegan yang Ditolak Tersangka

Dalam proses rekonstruksi, Brigadir Rizka menolak memperagakan adegan pembawaan mayat ke kebun belakang rumah, lokasi ditemukannya jenazah Brigadir Esco.

Adegan tersebut akhirnya diperankan oleh pemeran pengganti.

“Penolakan itu hak tersangka. Kami tetap melanjutkan adegan dengan peran pengganti,” jelas Catur.

Ketertutupan polisi dan munculnya dugaan pelaku lain menambah ketegangan kasus ini.

Keluarga korban menilai proses hukum masih menyimpan banyak kejanggalan dan berharap pihak kepolisian segera mengungkap motif serta kemungkinan keterlibatan “Mr X”.

Kronologi Kejadian 

Dalam rekonstruksi yang digelar oleh Polres Lombok Barat, diperlihatkan kronologi kekerasan yang dialami korban hingga menyebabkan kematian.

 Tersangka diketahui melakukan kekerasan fisik terhadap korban dengan memukul bagian belakang kepala menggunakan benda tumpul.

Aksi tersebut terjadi di dalam rumah yang dihuni oleh korban dan tersangka, yang merupakan pasangan suami istri.

Hal itu disampaikan oleh kuasa hukum keluarga Brigadir Esco, Lalu Anton Heriawan, usai menyaksikan rekonstruksi tertutup versi penyidik di dalam rumah tersangka.

“Reka adegan (di dalam rumah) korban sempat dipukul di bagian kepala oleh Brigadir Rizka,”
ucap Anton saat ditemui di lokasi rekonstruksi, di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, Senin (29/9/2025).

Anton juga menyebutkan, tidak hanya bekas luka dari benda tumpul yang diterima korban, namun juga luka sayatan di wajah bagian dahi dan pipi serta telapak tangan bagian kanan korban. 

“Kalau luka sayatan di bagian tangan kan itu naluri membela diri, nggak ada orang yang mau mati konyol, maka kami yakini ada tersangka lain yang ikut terlibat,” katanya.

Ia menjelaskan, dalam rekonstruksi versi penyidik, diperagakan sekitar 50 adegan oleh pemeran pengganti.

Proses tersebut turut menghadirkan saksi ahli, termasuk dokter forensik dan tim Inafis, untuk menjelaskan mekanisme pembunuhan terhadap Brigadir Esco.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lombok Barat, AKP Lalu Eka Arya Mardiwinata, menolak memberikan keterangan kepada awak media terkait detail rekonstruksi.

Dalam rekonstruksi ini, pihak kepolisian juga menghadirkan tujuh saksi kunci, yang diharapkan dapat membantu mengungkap lebih terang kasus kematian tragis Brigadir Esco.

Kasus tewasnya Brigadir Esco Paska Rely yang melibatkan istrinya, Briptu Rizka, hingga kini masih menimbulkan pertanyaan publik.

 

Meski rekonstruksi kasus telah dilakukan, pihak kepolisian masih memilih bungkam terkait latar belakang atau motif dari peristiwa tragis tersebut.

Keluarga korban bahkan mengungkapkan kekecewaannya terhadap proses hukum yang dianggap tidak transparan.

Ayah almarhum Brigadir Esco, Samsul Herawadi, secara terbuka menyatakan ketidakpuasan atas rekonstruksi yang dilakukan secara tertutup di area rumah korban.

“Kan katanya terbuka tapi kenapa ditutup-tutupi begini, kan kami nggak paham. Kami pada saat rekonstruksi di dalam rumah juga ndak dikasih masuk,” tegas Samsul.

Samsul juga menuding keluarga tersangka Brigadir Riska tidak kooperatif dan terkesan menutupi fakta penting yang bisa mengungkap kasus ini secara utuh.

 “Kayaknya ada yang disembunyikan juga sama keluarga tersangka. Kalau memang satu arah mengungkap tersangka, kenapa tidak kita kerjasama?” ungkapnya.

Lebih jauh, Samsul mengaku sempat menjadi korban tuduhan. Ia menyebut bahwa dirinya pernah dituduh sebagai dalang pembunuhan anaknya.

“Sampai-sampai saya dituduh balik bahwa sayalah dalang di balik kematian anak saya. Itu disampaikan lewat media, di podcast terakhir sebelum dia berangkat ke Kalimantan,” pungkasnya. (Tribun Lombok/Ahmad Wawan Sugandika) 

Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Meski Sudah Rekonstruksi, Polisi Masih Rahasiakan Motif dari Kasus Tewasnya Brigadir Eco

 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved