Selasa, 7 Oktober 2025

Berita Viral

Rian Viral usai Tangisi HP yang Dicuri, Tinggal Sendiri di Rumah Nyaris Ambruk, Trauma Sekolah

Rian, bocah 14 tahun di Kabupaten Musi Rawas viral menangisi HP-nya yang dicuri. Ia seorang yatim yang tinggal sendiri di rumah nyaris ambruk.

Sripoku.com/Eko Mustiawan
MENANGIS HP HILANG - MEMASAK - Kondisi rumah Riansyah, bocah viral menangisi HP-nya yang hilang dicuri. hidup seorang diri di rumahnya yang nyaris ambruk di di Dusun I, Desa Bamasco, Kecamatan Tuah Negeri, Kabupaten Musi Rawas. 

TRIBUNNEWS.COM - Viral di media sosial, seorang remaja laki-laki menangisi Handphone (HP) dan alas kaki yang hilang dicuri.

Dua barang itu hilang saat ditinggal bocah itu pergi ke kebun sawit mencari buah brondol sawit untuk dijual.

Remaja itu bernama Riansyah, tinggal di rumah tak layak huni di Dusun I, Desa Bamasco, Kecamatan Tuah Negeri, Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan.

Kondisi rumah yang ditempati Rian cukup memprihatinkan lantaran nyaris ambruk.

Rian memilih hidup seorang diri karena ingin menunggu rumah yang merupakan peninggalan almarhum ayahnya beberapa tahun lalu.

Ia selalu menolak saat diajak ikut keluarganya.

Paman Rian, Poniran mengatakan, remaja berusia 14 tahun itu sebenarnya masih memiliki keluarga yakni ibu dan kakak-kakaknya.

"Ibunya masih ada, kakaknya juga ada. Saya ini pamannya, artinya dia keponakan saya," kata Poniran kepada Sripoku.com, Selasa (24/9/2025).

"Waktu itu ayahnya meninggal, dia masih tinggal sama ibunya," sambungnya.

Rian memilih hidup seorang diri, bermula saat ayahnya meninggal dunia karena sakit beberapa tahun lalu. Tepatnya saat ibunya menikah lagi dengan pria lain.

Ketika sang ibu hendak ikut suaminya pindah, Rian sempat diajak untuk ikut.

Baca juga: Viral di Medsos, Kendaraan Nunggak Pajak Tidak Bisa Isi BBM, Pertamina Tegaskan Hoaks

Akan tetapi, Rian menolak dan memilih hidup seorang diri di rumah peninggalan mendiang ayahnya.

"Memang anaknya yang mau di sini. Keluarganya sudah ngajak semua, ibunya dan kakaknya juga ikut, tapi tidak mau. Termasuk waktu saya ajak, juga tidak mau," bebernya.

Hal senada juga disampaikan oleh Rian sendiri. 

"Saya ingin menunggu rumah ini," ucapnya singkat kepada Sripoku.com, Rabu.

Rian menuturkan, sehari-hari ia menyambung hidup dengan mengumpulkan brondolan buah sawit yang rontok dari tandan.

Hasilnya, ia jual untuk memenuhi kebutuhan.

"Setengah bulan sekali cari buah brondolnya. Hasilnya kadang sehari Rp10.000, kadang Rp50.000," terangnya.

Sesekali, ia juga memanen beberapa batang sawit miliknya yang tumbuh di belakang rumah.

Meski hidup sendirian, tetapi uluran tangan keluarga dan tetangganya tak pernah putus. Mereka kerap memberi Rian makanan.

Di sisi lain, remaja itu juga menyimpan luka masa lalu yang membuatnya enggan kembali ke sekolah.

Ia telah putus sekolah sebelum ayahnya meninggal dunia.

Sebabnya, ia mengalami trauma lantaran dirundung dan dimusuhi teman-temannya.

Luka masa lalu itu membuatnya menutup pintuk untuk pendidikan formal.

"Dulu dimusuhi teman-teman," ucapnya lirih seolah membuka kembali luka lama.

Kini hari-harinya lebih banyak dihabiskan dengan bermain bersama teman-teman sebayanya.

Setelah kisahnya viral, ia juga mendapat bantuan dari berbagai pihak. Mulai dari warga, perangkat desa, hingga tokoh lainnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Tegar di Gubuk Reyot, Kisah Riansyah Bocah 14 Tahun yang Memilih Hidup Sebatang Kara di Musi Rawas

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Sripoku.com/Eko Mustiawan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved