Program Makan Bergizi Gratis
24 Siswa Keracunan Menu MBG di Ketapang, Diduga akibat Ikan Hiu Filet Saus Tomat
24 murid dan satu guru di SD Negeri 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat mengalami keracunan usai menyantap menu MBG.
“Kejadian ini akan kami jadikan bahan evaluasi untuk SPPG lainnya agar tidak terulang kembali,” pungkasnya.
Orang Tua murid cemas
Orang tua murid SDN 12 Benua Kayong mengaku cemas dengan kualitas menu MBG yang disajikan.
Burhanudin (45), orang tua siswi kelas 6, menilai bahwa program MBG sebaiknya tidak disalurkan dalam bentuk makanan yang langsung dibagikan di sekolah, tetapi dalam bentuk bantuan yang diberikan kepada orang tua siswa.
“Kalau pun pemerintah ingin memberikan makan siang gratis, kenapa tidak diberikan langsung ke orang tua saja. Orangtua pasti tidak mungkin meracuni anak. Kalau seperti ini, kita tidak tahu apakah makanan itu benar-benar higenis atau tidak,” ujarnya.
Hal senada juga dikatakan oleh wali murid lain, Suryani (36).
Suryani mengaku cemas jika peristiwa seperti ini terulang di masa mendatang.
“Anak saya bilang cuma makan sayurnya saja, tapi tetap keracunan. Setelah kejadian ini saya bukannya tenang, malah khawatir kalau anak saya keracunan lagi. Kalau pemerintah ingin membantu, mungkin bisa dengan cara lain,” jelasnya.
Reaksi Gubernur Kalbar

Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, berencana akan memanggil koordinator program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Saya lagi mencari siapa koordinator MBG ini, karena selama ini tidak pernah berkoordinasi dengan kita. Akan segera saya panggil terkait hal tersebut,” ujar Norsan, Rabu (24/9/2025).
Menurutnya, pengelola dapur MBG harus bertanggung jawab penuh atas insiden ini.
“Ini kita harus sama-sama berkoordinasi, karena ini kan kepentingan masyarakat, kepentingan Kalbar juga. Jangan masing-masing,” tegasnya.
Norsan menilai, persoalan ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga menyangkut keselamatan anak-anak.
“Ini bukan soal bisnisnya, tapi bagaimana pertanggungjawabannya. Anak-anak keracunan, untung masih bisa diselamatkan. Kalau sampai ada yang meninggal dunia, tentu menjadi masalah serius,” jelasnya.
Norsan meminta kepada para koordinator MBG untuk menghadap ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar.
“Nanti itu koordinator-koordinator MBG diharapkan segera merapat ke pemerintah untuk berkoordinasi,” paparnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.