Senin, 6 Oktober 2025

Hasil Rontgen Bocah Cacingan di Bengkulu: Banyak Cacing Gelang di Usus Halus dan Besar

Dua balita di Seluma, Bengkulu, dirawat intensif usai perut dipenuhi cacing gelang. Dokter pastikan kondisi mulai membaik.

Editor: Glery Lazuardi
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
CACING - Tim medis RSMY Bengkulu merawat dua balita asal Seluma yang terinfeksi cacing gelang hingga memenuhi perut. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus dua balita di Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, Bengkulu, sedang menjadi soportan.

Mereka heboh karena ada cacing yang keluar melalui muntah dan buang air besar. 

Pihak Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu mengumumkan hasil rontgen.

Rontgen, atau dikenal juga sebagai X-ray, adalah prosedur pencitraan medis yang menggunakan radiasi elektromagnetik untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh.

Pemeriksaan ini sangat umum digunakan untuk mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan, terutama yang berkaitan dengan tulang, sendi, dan organ dalam.

Dokter spesialis bedah anak RSMY, dr Wahyu, menjelaskan bahwa pasien pertama, KS (1 tahun 8 bulan), awalnya dirujuk karena diduga mengalami sumbatan pada saluran pencernaan.

Dari hasil pemeriksaan di IGD, KS diketahui mengalami demam, muntah, perut kembung, serta kondisi tubuh yang lemah.

"Hasil rontgen dan USG menunjukkan banyak sekali cacing di dalam usus halus maupun usus besar. Jenisnya ascaris, atau cacing gelang, bahkan ada yang berdiameter 0,4 sampai 0,5 cm dengan panjang mencapai 30 cm. Awalnya kami sempat mempertimbangkan operasi, namun setelah diskusi dengan tim, kami memberikan terapi obat cacing terlebih dahulu," kata dr Wahyu dalam prescon di RSMY Bengkulu, Rabu (17/9/2025).

Ia menjelaskan, sejak malam pertama perawatan, KS langsung mengeluarkan banyak cacing, baik melalui muntah maupun buang air besar.

Kondisi yang semula kritis berangsur membaik, bahkan kini KS sudah bisa merespons, menangis, dan bergerak.

"Sumbatan yang dikhawatirkan tidak terjadi. Kalau dengan terapi obat pasien terus membaik, maka operasi tidak diperlukan," jelasnya.

Sementara itu, pasien kedua, AP (4 tahun), yang merupakan kakak KS, juga akan dirujuk ke RSMY tak lama berselang.

Namun karena ruang ICU RSMY penuh, dokter merujuk AP ke RS Ummi Bengkulu, mengingat dr Wahyu juga bekerja di rumah sakit tersebut.

Setelah ruang tersedia, siang ini AP sudah dirawat di ICU RSMY untuk mendapatkan pengawasan intensif.

"Untuk pasien penanganan juga dimulai dengan terapi obat cacing. Operasi akan menjadi pilihan terakhir bila obat tidak berhasil," tambah dr Wahyu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved