Senin, 29 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Demo di Solo Ricuh, Pedagang Makanan: Shelter Manahan Jangan Ditembak Gas Air Mata

Aksi solidaritas ojek online (ojol) di Markas Brimob Batalyon C Pelopor Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/8/2025), berujung ricuh.

TribunSolo.com/ Anang Ma'ruf
PORAK PORANDA - Kericuhan yang terjadi dalam aksi demonstrasi di kawasan Bundaran Gladak, Kota Solo, pada Jumat (29/8/2025) malam. Beberapa fasilitas tampak hancur dan tidak berfungsi. (TribunSolo.com/ Anang Ma'ruf) 

TRIBUNNEWS.COM - Aksi solidaritas ojek online (ojol) di Markas Brimob Batalyon C Pelopor Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/8/2025), berujung ricuh.

Peristiwa itu menimbulkan kerugian, termasuk kepada pedagang Shelter Manahan. Pedagang tahu kupat, Haryanto, mengaku kehilangan pendapatan.

Padahal, pada hari-hari biasa, Haryanto bisa mengantongi omzet hingga Rp300 ribu.

Apalagi, kericuhan pada aksi unjuk rasa tadi terjadi pada sore hari. Biasanya, dagangannya laris pada sore hingga malam hari.

“Kejadian ini nggak ada pendapatan hari ini. Ramainya sore sampai malam,” ungkapnya, dikutip dari TribunSolo.com.

Bahkan, beberapa pelanggan lari berhamburan ketika kericuhan mulai pecah. Mereka pun tak sempat membayar makanan.

“Kena gas air mata pada berhamburan menyelamatkan diri. Yang makan di sini juga ada tapi ya lari. Belum (sempat bayar). Ada 3 orang,” jelasnya.

Polisi mulai menembakkan gas air mata ketika banyak pelanggan sehingga mereka dan para pedagang lari berhamburan.

“Kondisi pedagang berhamburan lari ke area Stadion Manahan semua. Ditinggal semua. Pas banyak orang makan. Habis sholat ashar lagi meletus,” ungkapnya.

Setelah kericuhan terjadi, para pedagang takut membuka lapak. Akhirnya mereka semua menutup dagangannya dan meninggalkan lapak.

“Kena gas air mata lari semua. Tutup semua nggak ada yang buka, takut,” jelasnya.

Baca juga: Ricuh di Kota Solo: Jalan Protokol Lumpuh, Pedagang dan Massa Terjebak Asap Gas Air Mata

Ia berharap penanganan aksi bisa memperhatikan pedagang seperti dirinya yang mengandalkan pendapatan dari berjualan.

“Harapannya kalau area shelter jangan ditembak gas air mata. Pada lari semua kasihan pengunjung dan rekan pedagang kena dampaknya,” ungkapnya.

Sebagai informasi, aksi demonstrasi yang terjadi di beberapa daerah ini dipicu oleh tewasnya pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan (21).

Affan meninggal dunia setelah ditabrak oleh anggota Brimob dengan menggunakan kendaraan kendaraan taktis (rantis) barakuda pada Kamis, 28 Agustus 2025.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan