Kolaka Utara Siap Jadi Eksportir Kakao, Bupati Optimistis Kakao Jadi Penopang Ekonomi Desa
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kakao Indonesia terus menurun—dari 667,3 ribu ton pada 2022 menjadi 632,1 ribu ton pada 2023.
TRIBUNNEWS.COM, KOLAKA UTARA – Di tengah tekanan yang menghantam industri kakao nasional, Kabupaten Kolaka Utara, sulawesi Tenggara menunjukkan arah berbeda.
Lewat sinergi pemerintah daerah dan sektor swasta, daerah ini bukan hanya bertahan tapi bersiap melesat sebagai eksportir kakao unggulan Indonesia.
Optimisme ini disampaikan Bupati Kolaka Utara, Drs. H. Nur Rahman Umar saat menghadiri peluncuran program Cacao Care yang digagas oleh Syngenta Indonesia di Kelurahan Ranteangin belum lama ini.
Baca juga: Masyarakat Adat Dayak Kenyah Kelola Kakao Berbasis Kearifan Lokal
“Sejak revitalisasi kakao digencarkan, hasilnya mulai terlihat. Harga kakao naik, kualitas membaik, dan petani mulai merasakan manfaatnya. Ke depan, Kolaka Utara diharapkan bukan hanya produsen, tapi juga menjadi daerah eksportir kakao,” kata Rahman Umar seperti dikutip, Selasa (15/7/2025).
Pernyataan Bupati ini lahir dari fakta yang mengkhawatirkan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kakao Indonesia terus menurun—dari 667,3 ribu ton pada 2022 menjadi 632,1 ribu ton pada 2023.
Produktivitas nasional stagnan, serangan hama dan penyakit meningkat, sementara regenerasi petani kian minim.
Kondisi ini diperparah dengan alih fungsi lahan dan tingginya harga pupuk. Generasi muda pun enggan melanjutkan tradisi bertani kakao, meninggalkan sektor ini pada pundak petani berusia di atas 50 tahun.
Program Cacao Care hadir sebagai upaya konkret menjawab tantangan tersebut.
Melibatkan 500 siswa dan 150 petani, kegiatan ini membidik dua aspek utama: regenerasi petani dan adopsi teknologi modern.
Hari pertama diisi dengan edukasi teknik sambung pucuk kepada pelajar, memperkenalkan metode peremajaan tanaman yang efisien. Hari kedua berfokus pada praktik pertanian berkelanjutan, pengendalian hama terpadu, serta pelatihan penggunaan alat pelindung diri (APD) sesuai standar Syngenta.
Baca juga: Tergeser Jerman, Indonesia Berada di Posisi Empat Eksportir Produk Olahan Kakao Dunia
“Melalui strategi Petani MAJU, kami ingin petani kakao Indonesia lebih produktif dan berkelanjutan, serta mampu bersaing secara global,” jelas Eryanto, Presiden Direktur Syngenta Indonesia.
Program ini juga menghadirkan bantuan bibit unggul, layanan kesehatan gratis, dan peluncuran Buku Pintar Kakao sebagai panduan praktis bagi petani lokal.
Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara menunjukkan keseriusan dengan menandatangani kerja sama strategis bersama Syngenta.
Langkah ini sejalan dengan arahan pemerintah pusat.
Kasum TNI Letjen Richard Tampubolon: Penertiban Hutan Tidak Serampangan, Semua Tahapan Harus Terukur |
![]() |
---|
Litao Mangkir dari Pemeriksaan, Polda Akan Jemput Paksa Anggota DPRD Wakatobi yang Buron 11 Tahun |
![]() |
---|
5 Fakta Litao jadi DPRD Wakatobi Meski DPO: Penerbit SKCK Dimutasi, Korban Tewas 11 Tahun Lalu |
![]() |
---|
Polisi Penerbit SKCK Anggota DPRD Wakatobi Berstatus DPO Litao Dimutasi ke Buton Utara |
![]() |
---|
Pengakuan Liato Anggota DPRD Wakatobi setelah Pembunuhan 11 Tahun Lalu Diungkit, Sempat Masuk DPO |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.