Sabtu, 4 Oktober 2025

4 Fakta Warga Tusuk Pesilat yang Konvoi di Malang, Tersangka: Pilihan Saya Hanya Melawan atau Mati

Korban tewas itu dari simpatisan Perguruan Silat yang ikut konvoi untuk kegiatan pengesahan warga baru di Kecamatan Pakis.

Ist
KASUS PENUSUKAN - Berikut sejumlah fakta terkait kasus Faturrochim (25), warga Plaosan Barat, Kota Malang yang menusuk salah satu peserta konvoi pesilat hingga tewas. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berikut sejumlah fakta terkait kasus Faturrochim (25), warga Plaosan Barat, Kota Malang yang menusuk salah satu peserta konvoi pesilat hingga tewas, karena membela diri. 

Seorang korban tewas itu dari simpatisan Perguruan Silat yang ikut konvoi untuk kegiatan pengesahan warga baru di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

1. Waktu Kejadian

Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Nanang Haryono mengungkapkan, ada sekitar 200 orang anggota perguruan silat berbagai daerah datang ke wilayah Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang dengan melintasi wilayah Kota Malang

Dikatakan Kapolres, para pesilat ini konvoi menggunakan sepeda motor hingga terjadi keributan dengan warga di Jalan Panji Suroso, sekitar pukul 01.30 WIB, Jumat dini hari, 4 Juli 2025.

2. Kenalpot brong jadi pemicu masalah

Rombongan pesilat yang melintas di kawasan Jalan Panji Suroso itu bertemu dengan sejumlah warga yang tengah membeli nasi goreng dan beraktivitas. 

Suara kenalpot yang berisik membuat warga terganggu.

Tersangka yang saat itu juga berada di tempat kejadian juga merasa terganggu.

Tersangka yang dalam kondisi mabuk merasa terganggu lalu meneriaki rombongan konvoi.

"Saya ke depan jalan sambil saya teriaki. Ternyata, beberapa dari mereka turun dari motor dan langsung memukul saya" ungkap Fatur. 

3. Dikeroyok

Dari pengakuannya, Fatur menjawab tidak punya pilihan selain melawan atau mati, sehingga Ia pun mengeluarkan pisau lipat dari tasnya agar lolos dari pengeroyokan. 

"Saya ke depan jalan sambil saya teriaki. Ternyata, beberapa dari mereka turun dari motor dan langsung memukul saya" ungkap Fatur. 

"Kemudian, teman-temannya yang lain juga ikutan dan saya pun dikeroyok dan dilempar batu" imbuhnya. 

Fatur pun mengaku tidak punya pilihan lain selain melawan atau mati dikeroyok.

"Kalau diam saja, pasti saya bakalan mati, dan akhirnya saya keluarin senjata tajam (sajam)," bebernya.

Menurut Fatur, pisau lipat itu selalu dibawa dan disimpan di tas sebagai alat pertahanan diri karena sebelumnya, ia pernah menjadi korban begal.

"Kalau pagi saya kerja di perusahaan pembiayaan (finance) dan malamnya jadi kurir online makanan" katanya.

4. Identitas korban

Ada tiga korban dalam kejadian ini yang terdiri dari dua orang luka-luka dan satu meninggal dunia. 

Korban meninggal dunia adalah warga Blitar. 

"Korban berinisial MAS (18), warga Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar meninggal karena mengalami luka tusuk pada dada sebelah kiri tembus paru-paru" kata Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono dalam konferensi pers di Polresta Malang Kota, Jumat (4/7/2025).

Kemudian untuk korban luka-luka, satu orang dari Kabupaten Malang dan satu lagi dari Blitar. 

"Lalu untuk korban berinisial RPS, asal Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang mengalami luka tusuk di dada kiri serta paha kiri" lanjut Nanang.

"Dan korban inisial DA asal Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar mengalami luka sabetan di lengan kiri" jelasnya. 

Kini korban luka-luka masih menjalani perawatan di rumah sakit Kota Malang

"Keduanya masih menjalani perawatan di RS Saiful Anwar (RSSA)," beber Nanang.

Sumber: Surya Malang

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved