5 Fakta Sekolah Elit Bodong di Bekasi: Biaya Rp23 Juta, Guru Diperlakukan bak ART dan Gaji Dipotong
Berikut lima fakta soal sekolah swasta elit di Bekasi dilaporkan orangtua murid karena merasa ditipu. Mantan guru ungkap diperlakukan kepsek bak ART.
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah sekolah swasta elit di Kota Bekasi, Jawa Barat, dilaporkan ke Mapolres Metro Bekasi oleh sejumlah orangtua murid yang merasa ditipu, Minggu (15/6/2025).
Mereka kecewa karena penerapan Kurikulum Cambridge yang dijanjikan saat pendaftaran tak kunjung terealisasi, padahal mereka telah membayar biaya masuk hingga puluhan juta rupiah.
Setelah dilaporkan, sekolah yang berlokasi di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara itu mendadak berhenti beroperasi pada Senin (16/5/2026).
Tak hanya itu, tenaga pengajar sekolah tersebut juga buka suara terkait tindakan semena-mena yang dilakukan oleh pengelola sekolah.
Lantas, apa saja fakta-fakta sekolah elit di Bekasi yang diduga bodong?
Berikut Tribunnews merangkum lima fakta terkait sekolah elit bodong di Bekasi yang dihimpun dari Tribun Bekasi dan Warta Kota pada Selasa (17/6/2025).
1. Dijanjikan Kurikulum Cambridge
Dugaan penipuan ini bermula saat para wali murid mengendus hal yang janggal kepada pengelola sekolah yang tidak menerapkan beberapa program yang dijanjikan saat proses pendaftaran.
Di antaranya yakni kurikulum Cambridge, Activity Fee, hingga konseling psikolog profesional.
Kecurigaan makin menguat usai para orangtua murid dijadwalkan berkumpul untuk mencari solusi dengan bertemu pihak sekolah pada Sabtu (14/6/2025).
Hanya saja, setelah menunggu enam jam, pihak orangtua justru tidak kunjung mendapat kepastian dan kejelasan.
Baca juga: Iming-iming Kurikulum Cambridge, Wali Murid Laporkan Sekolah Swasta di Bekasi, Biaya Masuk Rp23 Juta
Informasi ini diungkapkan oleh seorang orang tua murid, Silvia Legina (30).
"Jadwalnya itu pertemuan orangtua murid atas keputusan rapat pihak sekolah dan yayasan dan lawyer, tapi dari 14.30 WIB sampai semalam tidak ada titik temu," kata Silvia, Minggu (15/6/2025).
Silvia juga menyampaikan berbagai keluhan dari orangtua murid lainnya terhadap sistem di sekolah yang baru beroperasi 10 tahun itu.
Salah satunya adalah janji penggunaan Kurikulum Cambridge, yang ternyata hanya sebatas klaim tanpa penerapan nyata.
Menurut Silvia, materi pembelajaran tidak sesuai standar kurikulum Cambridge seperti yang dijanjikan saat awal pendaftaran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.