Tangis Ibu di Bima Tuntut Keadilan usai Anaknya Jadi Korban Malapraktik, Tangan Sampai Diamputasi
Marliana Warga Desa Tambe, Kabupaten Bima, NTB menuntut keadilan untuk anaknya yang jadi korban malapraktik hingga tangan anaknya harus diamputasi.
TRIBUNNEWS.COM - Marliana terus menangis menceritakan kondisi anaknya yang baru berusia 14 bulan harus diamputasi telapak tangan dan jari-jari tangan kanannya karena menjadi korban malapraktik.
Warga Desa Tambe, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu pun mendesak pihak rumah sakit dan seluruh pihak yang terlibat untuk bertanggung jawab.
Terutama bagi oknum perawat atau dokter yang terus meremehkannya saat ia khawatir akan kondisi anaknya.
Atas perlakuan yang ia terima dan kondisi anaknya yang kini harus diamputasi, Marliana dengan tegas meminta keadilan.
"Saya mau mereka bertanggung jawab kepada anak saya, terutama oknum-oknum yang menyepelekan saya, yang bilang kalau saya terlalu overthinking, yang bilang anak saya enggak bakal diamputasi, enggak bakal dioperasi, aman saja."
"Oknum-oknum yang bilang hanya penumpukan cairan, tanpa melihat kondisi tangan anak saya, tanpa memeriksa, hanya memberi instruksi."
"Saya mau mereka bertanggung jawab kepada anak saya, saya ingin keadilan untuk anak saya," kata Marliana dalam Program 'Sapa Indonesia Akhir Pekan' Kompas TV, Sabtu (14/6/2025).
Ingin Pihak Terlibat Akui Kelalaian Mereka
Tak bisa menahan tangis, Marliana terus menyatakan bahwa anaknya masih bayi dan masa depan anaknya masih panjang.
Kini kondisi anaknya cacat, lantas bagaimana kehidupan anaknya nanti.
Untuk itu Marliana ingin semua pihak yang terlibat malapraktik pada anaknya ini bisa bertanggung jawab.
Baca juga: Dugaan Malapraktik di Jambi, Keluarga Pasien Persoalkan Dana Jasa Raharja yang Diterima dari RS
Marliana juga ingin pihak-pihak yang terlibat bisa mengakui kesalahan dan kelalaian mereka.
"Saya pengen mereka bertanggung jawab kepada anak saya, apalagi anak saya masih bayi. Kita tidak tahu kehidupan dia selanjutnya bagaimana. Apalagi dia sudah cacat, perempuan lagi."
"Demi Allah saya pengen mereka bertanggung jawab, demi masa depan anak saya. Saya pengen mereka bertanggung jawab atas kelalaian mereka, saya pengen mereka mengakui kesalahan mereka," ungkap Marliana sembari terus menangis.
Kronologi Malapraktik
Diketahui, kejadian malapraktik ini berawal saat Marliana membawa anaknya pada 10 April 2025 lalu ke IGD Puskesmas Bolo untuk berobat.
Kala itu perawat memasang infus di tangan kiri anaknya, tapi berujung pada munculnya pembengkakan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.