Galian Tambang di Cirebon Longsor
2 Korban Meninggal Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon Masih Satu Keluarga, Wastoni Baru Menikah
Jamaludin dan Wastoni Hamzah bukan karyawan atau pekerja di tambang Gunung Kuda Cirebon, melainkan sopir dan kernet truk dari pihak lain.
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Dua korban dari 14 orang yang meninggal dunia akibat longsor tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (30/5/2025), merupakan satu keluarga
Mereka adalah Jamaludin (49) dan Wastoni Hamzah (25), warga Desa Srengseng, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu jadi korban longsor Gunung Kuda Cirebon, Jumat (30/5/2025).
Keduanya bahkan masih merupakan sepupu.
“Terpukul sekali Mas, antara percaya dan gak percaya,” ujar salah satu keluarga korban, Tohir dikutip dari TribunCirebon, di rumah duka, Jumat malam.
Baca juga: Longsor Tambang Cirebon Tewaskan 14 Orang, TNI AD Kirim 50 Prajurit dan Bangun Posko Darurat
Menurutnya, Jamaludin dan Wastoni Hamzah bukan karyawan atau pekerja di tambang Gunung Kuda Cirebon.
Jamaludin merupakan sopir truk, sedangkan Wastoni adalah kernetnya.
Keduanya sering mendapat pesanan untuk material seperti batu dan lain sebagainya.
Bahan baku tersebut diambil dari Gunung Kidul.
Hari ini, kata Tohir, kembali mendapat pesanan.
Keduanya berangkat seperti biasa ke Gunung Kuda pada pagi hari tadi.
Namun, siapa sangka, bencana longsor itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB saat keduanya berada di lokasi kejadian sehingga ikut tertimbun material bebatuan.
“Saat itu almarhum sedang bekerja sebagai sopir dan kernet mencari nafkah untuk keluarga,” ujar dia.
Baru Menikah
Paman Wastoni, Solihin (44), dan bibinya, Royati, mengaku dapat informasi peristiwa longsor dari grup WhatsApp keluarga dan potongan video yang beredar di media sosial.
Namun, untuk memastikan kebenarannya, keduanya memutuskan datang langsung ke RSUD Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.
“Awalnya hanya lihat video dan info di grup WA keluarga, tapi kami ingin lihat langsung, memastikan,” ujar Solihin di RSUD Arjawinangun dikutip dari TribunJabar.
Setibanya di rumah sakit, kabar buruk itu akhirnya terkonfirmasi. Wastoni termasuk korban yang ditemukan tak bernyawa.
Solihin dan Royati langsung lemas, mencoba menenangkan diri sebelum mengabari keluarga di kampung halaman.
“Setelah tahu benar dia sudah meninggal, kami telepon ibunya. Ibunya langsung pingsan. Kami benar-benar enggak sangka ini terjadi,” ucap Solihin lirih, didampingi Royati yang terus menyeka air matanya.
Solihin bercerita, Wastoni baru menikah sekitar lima bulan lalu.
Sejak itu, kehidupan rumah tangga Wastoni masih penuh harapan. Namun, harapan itu kini pupus seiring tumpukan tanah dan batu yang merenggut nyawanya.
Wastoni baru dua minggu bekerja sebagai kernet mobil di lokasi tambang batu Gunung Kuda.
Istri Wastoni sudah dikabari oleh keluarganya. Namun mengenai responsnya, Solihin mengaku tidak tahu.
“Kami belum tahu bagaimana reaksi istrinya, tapi pasti sedih. Kami masih nunggu proses pemulasaraan selesai,” imbuh Solihin.
13 Korban Sudah Diidentifikasi
Kapolsek Arjawinangun, Kompol Sumaeri, mengungkap 13 jenazah yang berada di RSUD Arjawinangun, telah selesai proses identifikasi.
Namun, serah terima jenazah kepada keluarga masih menunggu proses Inafis dan pihak medis.
"Alhamdulillah, jenazah sudah teridentifikasi semua. Serah terima jenazah setelah selesai dari tim medis atau pun inafis di ruang pemulasaraan," ujar Sumaeri.
Daftar 13 korban meninggal yang telah teridentifikasi:
1. Andri (41), Desa Padabeunghar, Kuningan
2. Sukadi (48), Desa Buntet, Astanajapura, Cirebon
3. Sanuri (47), Desa Semplo, Palimanan, Cirebon
4. Sukendra (51), Desa Girinata, Dukupuntang, Cirebon
5. Dedi Hirmawan (45), Desa Cimenyan, Bandung
6. Sarwa (36), Kelurahan Kenanga, Sumber, Cirebon
7. Rusjaya (48), Desa Beberan, Palimanan, Cirebon
8. Rino Ahmadi (28), Desa Cikalahang, Dukupuntang, Cirebon
9. Ikad Budiarso (47), Desa Budur, Ciwaringin, Cirebon
10. Toni (46), Desa Kepuh, Palimanan, Cirebon
11. Jamaludin (49), Desa Srengseng, Krangkeng, Indramayu
12. Wastoni Hamzah (25), Desa Srengseng, Krangkeng, Indramayu
13. Toni, dari Kepoh.
Delapan Orang Masih Tertimbun
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyampaikan saat ini masih ada delapan orang tertimbun longsoran tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
"Ada 14 orang yang meninggal, empat terluka, dan kemungkinan yang masih tertimbun ada delapan orang," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman saat mengunjungi RSUD Arjawinangun.
Ia menjelaskan, 13 orang yang meninggal posisinya sudah ada di RSUD Arjawinangun dan satunya lagi berada di RSUD Sindanghurip.
Kemudian, ada empat orang luka-luka yang kini masih dalam perawatan.

Sebagai upaya lanjutan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan status darurat bencana. Proses evakuasi selanjutnya akan dikoordinasikan dengan pihak terkait.
“Besok (Sabtu) kita lanjut evakuasi, kita melakukan asesmen agar Gunung Kuda ini aman. Ketika sudah benar-benar aman, maka kami akan melakukan pencarian lanjutan,” jelas Herman.
Ia menekankan pentingnya keselamatan petugas di lapangan, karena ada potensi longsor susulan di lokasi serupa.
“Kami turut berduka atas musibah ini. Semoga, semua korban yang tertimpa material longsoran bisa ditemukan semua,” ucapnya.
Sebelumnya, longsor yang terjadi pada Jumat sekitar pukul 10.00 WIB, menimbun pekerja, armada truk dan alat berat.
Galian Tambang di Cirebon Longsor
Longsor Tambang Gunung Kuda: 759 Personel SAR dan 3 Anjing Pelacak Cari 4 Korban Hilang Hari Ini |
---|
Puji Siswanto Ditemukan, Tewas Tertimbun Longsor Gunung Kuda usai Berteriak Selamatkan Orang Lain |
---|
Bahlil Respons Adanya Tragedi Longsor Tambang Gunung Kuda, Janji Cek ke Lokasi dan Evaluasi Total |
---|
21 Orang Tewas Akibat Longsor Gunung Kuda Cirebon, Anggota DPR Minta Perbaikan Tata Kelola Tambang |
---|
UPDATE: Korban Tewas Longsor Tambang Cirebon Terus Bertambah, Kini 21 Orang, Ini Daftar Identitasnya |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.