Jumat, 3 Oktober 2025

Di Hadapan Ortu Anak-anak Bermasalah, Dedi Mulyadi: Sekarang yang Agak Ganas Itu Usia SMP

Dedi Mulyadi meninjau hari pertama pendidikan militer di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (1/5/2025).

Tribunnews.com/ Rizki Sandi Saputra
PENDIDIKAN MILITER - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di Gedung Nusantara Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Dedi Mulyadi meninjau hari pertama pendidikan militer di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (1/5/2025). Di hadapan orang tua anak-anak bermasalah, Dedi mengatakan saat ini anak-anak nakal mayoritas usia anak SMP. 

"Nanti Ibu bikin surat pernyataan ya, kesediaan anaknya dititipin ke progam (pendidikan militer)," kata Dedi.

"Jangan dikasih jajan, jangan dikasih HP, jangan dijenguk," tegasnya.

39 Anak SMP Ikuti Pendidikan Militer

Sebanyak 39 dari total 40 anak SMP mengikuti pendidikan militer di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta.

Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, mengatakan para orang tua siswa telah menitipkan anak-anak mereka untuk dibina.

Ia juga menyebut, sesuai kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, pihaknya tidak perlu menunggu proses hukum untuk menangani anak-anak bermasalah.

Baca juga: 5 Syarat Vasektomi Menurut MUI Terkait Wacana Dedi Mulyadi, Tegas Sebut Haram

"Kami tidak menunggu payung hukum ketika ada anak-anak yang terancam masa depannya."

"Orang tua telah menitipkan mereka kepada kami, dan kami percaya TNI dan Polri mampu membina mereka," ujar Binzein, Kamis, dikutip dari TribunJabar.id.

Sementara itu, tangisan haru dari orang tua mengiringi kedatangan anak-anak tersebut.

Elly, seorang wali murid, berharap anaknya bisa berubah setelah menjalani pendidikan militer.

Selama ini, kata dia, sang anak kerap membolos sekolah dan sulit dinasehati.

"Anak saya sering bolos dan susah dinasehatin. Saya titipkan ke program ini agar bisa berubah jadi lebih baik," kata dia, Kamis.

"Terima kasih Pak Bupati dan Gubernur, semoga anak saya bisa jadi rajin dan nurut," lanjutnya.

Diketahui, pendidikan militer akan berlangsung selama 14 hari.

Danmen Armed 1 Kostrad, Kolonel Arm Roni Junaidi, menjelaskan hari pertama pendidikan militer, diisi pemeriksaan kesehatan dan psikologi sebelum mereka menjalani rutinitas harian, seperti salat berjamaah, olahraga, menjaga kebersihan, makan teratur, hingga sesi konseling dan motivasi.

Ia mengatakan, materi pelatihan disusun secara kolaboratif oleh TNI, Polri, pemerintah daerah, dinas sosial, serta psikolog anak. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved