Senin, 29 September 2025

Purwakarta Berbenah, Tegalsari Jadi Pelopor Pengelolaan Sampah Modern

Kabupaten Purwakarta mulai menata ulang cara pandang terhadap sampah. 

Editor: Dodi Esvandi
HANDOUT
Desa Tegalsari menjadi titik awal perubahan penataan ulang sampah di Purwakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA — Kabupaten Purwakarta mulai menata ulang cara pandang terhadap sampah

Lewat program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP), Desa Tegalsari menjadi titik awal perubahan: membuktikan bahwa memilah sampah dari rumah bukan sekadar kewajiban, tapi bisa menjadi kebiasaan yang berdampak besar.

Seperti banyak daerah lain di Indonesia, Purwakarta masih bergulat dengan persoalan sampah. Bukan hanya soal jumlah, tapi juga sistem pengelolaan yang belum menyeluruh. 

Sampah masih dikumpulkan tanpa dipilah, lalu dibawa ke tempat penampungan akhir tanpa proses yang memadai.

Lima aspek utama—kelembagaan, pendanaan, teknis operasional, regulasi, dan partisipasi masyarakat—masih menyisakan banyak pekerjaan rumah. 

Desa dan kelurahan belum punya peran kuat, dana terbatas, insentif belum berjalan, dan regulasi belum ditegakkan secara konsisten. 

Yang paling krusial: masyarakat belum terbiasa memilah sampah dari rumah.

ISWMP: Mengubah Sistem, Mengubah Pola Pikir

ISWMP hadir bukan sekadar membangun fasilitas, tapi juga mendorong perubahan cara pandang. 

Program ini menekankan bahwa pengelolaan sampah harus dimulai dari sumbernya—rumah tangga. 

Lewat kerja sama lintas kementerian dan dukungan Bank Dunia, ISWMP mendorong reformasi menyeluruh: dari kelembagaan, regulasi, pembiayaan, hingga perubahan perilaku masyarakat.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Dewi Chomistriana, menyatakan, “Ketika TPST menjadi bagian dari sistem yang terhubung dari kebijakan hingga kebiasaan masyarakat, maka kita tidak sekadar mengelola sampah, tapi sedang merawat masa depan bersama.”

Lima pilar utama ISWMP di Purwakarta:

  • Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah (RISPS) dan penguatan regulasi.
  • Peningkatan peran aktif masyarakat dan pemerintah daerah.
  • Penguatan kelembagaan pengelolaan sampah.
  • Pengembangan sistem pendanaan dan retribusi.
  • Pembangunan fasilitas pengolahan berteknologi tinggi.

TPST Tegalsari menjadi bukti nyata pendekatan ini. 

Tak hanya mengolah sampah, TPST juga menghasilkan nilai tambah ekonomi dan lingkungan, serta berpotensi direplikasi di wilayah lain.

Baca juga: Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol: Pengurangan Sampah Harus Dimulai dari Hulu

Tegalsari: Dipilih Karena Potensi, Bukan Karena Siap

Pilot project ISWMP dilaksanakan di Kampung Cijati RT 09 RW 05, Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalwaru. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan