Mbok Yem Tutup Usia, Bagaimana Nasib Warung Tertinggi di Puncak Gunung Lawu?
Mbok Yem pemilik warung yang berlokasi nyaris di puncak Gunung Lawu di ketinggian 3.150 mdpl wafat, bagaimana nasib warungnya?
Namun karena usianya yang sudah tua, Mbok Yem harus ditandu untuk bisa naik dan turun ke puncak.
Penampakan Warung Mbok Yem
Warung sederhana milik Mbok Yem hanya terbuat dari dinding kayu, tanpa hiasan atau cat dinding berwarna.
Para pendaki menjuluki warung tersebut sebagai warung tertinggi di Indonesia.

Untuk menempuh warung makan tertinggi ini, diperlukan waktu pendakian sekitar 6 sampai 7 jam via Candhi Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Bukan hal yang mudah untuk mencapai warung Mbok Yem mengingat curamnya lajur pendakian.
Hanya mereka yang punya stamina tinggi yang bisa mencapainya.
Usai Lebaran Kondisi Mbok Yem Terus Menurun
Mbok Yem, memutuskan untuk tinggal bersama keluarga, di usia senjanya.
Sosok Legendaris Penjaga Gunung Lawu tersebut, memilih meninggalkan dunia pendakian yang telah menemaninya selama puluhan tahun.
Cucunya Syaiful Bahri mengatakan menjelang Hari Raya Idulfitri 2025, kondisi kesehatan Mbok Yem yang terus menurun membuatnya turun dari Hargo Dumilah dan kembali ke rumahnya di Dusun Dagung, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan.
Baca juga: Mudik Lebaran Ala Mbok Yem, Penasaran? 4 Jam Ditandu dari Gunung Lawu Via Cemorosewu, Bawa Bekal
Komplikasi penyakit yang dialami almarhumah, terpaksa harus menjalani perawatan intensif di RSU Aisyiyah Ponorogo selama hampir tiga pekan.
“Setelah dirawat, kondisi Mbok Yem sempat menunjukkan perbaikan. Namun, beberapa hari setelah Lebaran, kesehatannya kembali melemah,” ujar Syaiful, di rumah duka Dusun Dagung, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Rabu malam (23/4/2025).
Menurutnya, beberapa hari terakhir malah sempat membaik. Tapi menjelang siang kondisi kesehatan tiba-tiba menurun drastis, dan tutup usia sekitar pukul 2 siang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.