Senin, 29 September 2025

Mbok Yem Tutup Usia, Bagaimana Nasib Warung Tertinggi di Puncak Gunung Lawu?

Mbok Yem pemilik warung yang berlokasi nyaris di puncak Gunung Lawu di ketinggian 3.150 mdpl wafat, bagaimana nasib warungnya?

Kompas.com/ Anggara
MBOK YEM MENINGGAL - Warung Mbok Yem di puncak Gunung Lawu tampak depan. Mbok Yem pemilik warung yang berlokasi nyaris di puncak Gunung Lawu di ketinggian 3.150 mdpl wafat, bagaimana nasib warungnya? 

Setiap tahun, lanjut Slamet, Mbok Yem hanya turun gunung sekali saat lebaran, namun kehadirannya selalu dinanti dan dirindukan.

“Mbok Yem orangnya sangat baik, suka membantu siapa pun. Tetangga di sini semua mengenalnya dengan rasa hormat dan kasih sayang,” kenang Slamet.

 

Riwayat Penyakit Mbok Yem

Sebelum meninggal dunia, Mbok Yem sempat turun gunung untuk mendapat perawatan di rumah sakit pada Maret 2025.

Namun ternyata kala itu penyakit Mbok Yem sudah memburuk.

Lantas, apa penyakit Mbok Yem?

Sejak Maret 2025, Mbok Yem terpaksa turun gunung karena menderita sakit dan dirawat di RSI Aisyah Ponorogo, Jawa Timur.

Namun, sakit itu sebenarnya telah dikeluhkan sejak awal Februari, tetapi baru mau turun pada awal Maret saat kondisinya memburuk.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Mbok Yem menderita pneumonia.

"Hasil pemeriksaan ada pneumonia, ada bengkak, rontgennya ya pneumonia," kata Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, Muh Arbain, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (7/3/2025). 

Saat itu, tim RSU Aisyiyah berfokus pada pemulihan kondisi tubuh Mbok Yem dengan memberikan asupan makanan.

Apalagi, Mbok Yem diketahui tidak menyukai makanan mengandung protein, seperti daging, telur, dan susu.

Arbain menuturkan, Mbok Yem awalnya mengeluhkan sakit gigi dan gigi taring yang goyang.

Akibatnya, dia pun enggan makan, sehingga tubuhnya melemah. Bahkan, Mbok Yem mengaku sempat tiga kali jatuh.

 

Banyak Pendaki Jenguk Mbok Yem

Sementara itu, Mbok Yem banyak dijenguk oleh para pendaki sebelum meninggal dunia.

Melansir pemberitaan Kompas.com pada 11 Maret 2025, Triyani, cucu Mbok Yem yang menungguinya di RSU Aisyiyah Ponorogo, mengatakan, hingga Senin (10/4/2025), jumlah pembesuk tak terhitung. 

“Kalau jumlah orang besuk banyak sekali, tidak terhitung. Baik dari keluarga maupun dari para pendaki,” ujarnya melalui sambungan telepon Selasa (11/3/2025).

Triyani mengatakan, kebanyakan pembesuk merupakan para pendaki Gunung Lawu yang pernah singgah di warung Mbok Yem.

“Kebanyakan para pendaki yang pernah singgah di warung Mbok Yem di puncak Gunung Lawu. Mereka mau melihat kondisi Mbok Yem. Kita minta doanya semoga Mbok Yem segera sembuh,” katanya.

Sementara itu, menurut Saelan, anak kedua Mbok Yem, pada hari pertama ibunya dirawat, banyak yang menanyakan keberadaan Mbok Yem di RSU Aisyiyah Ponorogo.

Keluarga bahkan sempat mengatakan bahwa Mbok Yem sudah dibawa pulang agar Mbok sementara waktu bisa beristirahat.

“Kita sempat ngomong kalau Mbok Yem sudah dibawa pulang, tapi orang tersebut malamnya tetap datang ke rumah sakit. Dia bilang tidak percaya kalau hanya sehari langsung pulang,” katanya.

Mayoritas pembesuk Mbok Yem ingin mengetahui langsung perkembangan kesehatan legenda Gunung Lawu ini sambil mendoakan agar segera sembuh dan bisa beraktivitas lagi.

“Kebanyakan ingin tahu langsung kondisi Mbok Yem dan mendoakan semoga segera sembuh. Kami mengucapkan terima kasih untuk semua warga yang memberikan perhatian kepada Mbok Yem,” ucapnya.

(tribun network/thf/TribunJatim.com)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan